Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
MERIAM KARBIT DALAM FOTO ESSAY
MOCH. POEGOH ARIANTO (2009) | Skripsi | Desain Komunikasi Visual , Desain Komunikasi Visual
Bagikan
Ringkasan
Menurut penjelasan yang tertulis pada buku Persfektif Sejarah berdirinya kota Pontianak Permainan rakyat berupa Permainan meriam karbit merupakan permainan tradisional turun temurun masyarakat kota Pontianak. Awal mulanya meriam merupakan senjata penghancur yang dipakai armada perang terdahulu Senjata ini merupakan perangkat keras yang bersifat menjelajah dan dapat menjangkau musuh yang lokasinya tidak terjangkau secara fisik, disisi lain meriam karbit merupakan peninggalan kerajaan kesultanan Pontianak (Sultan Syarif Abdulrahman Alkadri), yang dilatarbelakangi oleh sejarah berdirinya kota Pontianak, dimana pada saat itu meriam karbit digunakan sebagai penentuan letak wilayah yang akan di jadikan sultan Abdulrahman sebagai kerajaan Pontianak pada tahun 1771 M, dengan berjalan sejarah pada saat kesultanan berkuasa daerah kekuasaan sultan di ganggu oleh makhluk halus yang biasa disebut masyarakat sebagai Kuntilanak, Sultan Abdulrahman mengusir gangguan makhluk kuntilanak tersebut dengan menggunakan senjata meriam karbit pada saat itu.
Ringkasan Alternatif
Menurut penjelasan yang tertulis pada buku Persfektif Sejarah berdirinya kota Pontianak Permainan rakyat berupa Permainan meriam karbit merupakan permainan tradisional turun temurun masyarakat kota Pontianak. Awal mulanya meriam merupakan senjata penghancur yang dipakai armada perang terdahulu Senjata ini merupakan perangkat keras yang bersifat menjelajah dan dapat menjangkau musuh yang lokasinya tidak terjangkau secara fisik, disisi lain meriam karbit merupakan peninggalan kerajaan kesultanan Pontianak (Sultan Syarif Abdulrahman Alkadri), yang dilatarbelakangi oleh sejarah berdirinya kota Pontianak, dimana pada saat itu meriam karbit digunakan sebagai penentuan letak wilayah yang akan di jadikan sultan Abdulrahman sebagai kerajaan Pontianak pada tahun 1771 M, dengan berjalan sejarah pada saat kesultanan berkuasa daerah kekuasaan sultan di ganggu oleh makhluk halus yang biasa disebut masyarakat sebagai Kuntilanak, Sultan Abdulrahman mengusir gangguan makhluk kuntilanak tersebut dengan menggunakan senjata meriam karbit pada saat itu.