Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk DIVISI REGIONAL III
Tuti (-) | Tugas Akhir | -
Bagikan
Ringkasan
ABSTRAK
Perubahan kondisi ekonomi dan pasar menuntut organisasi untuk meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan. Dalam upaya mengarahkan seluruh karyawan memberikan prestasi kerja sesuai dengan tugas dan tujuan organisasi, diperlukan adanya penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja adalah proses memeriksa dan menilai apakah hasil kerja yang dicapai seseorang telah dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
Bagi para pegawai, penilaian prestasi kerja berperan sebagai umpan balik, tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan potensi yang bermanfaat bagi pengembangan karirnya. Bagi perusahaan, hasil penilaian prestasi kerja dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, dan imbalan.
Penilaian prestasi kerja di PT TELKOM DIVRE III diawali dengan menetapkan sasaran kerja unit - disebut SKU - sebagai dasar dalam menetapkan sasaran kinerja individu (SKI), dilanjutkan dengan pembuatan laporan berkala, konseling, dan penilaian. Metode penilaian prestasi kerja adalah campuran metode Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBO) dan metode Forced Distribution. Di dalam metode ini, keterlibatan karyawan dalam menetapkan sasaran kerja, hasil penilaian prestasi kerja divisualisasikan dalam kurva distribusi normal. Terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja : central tendency (kecenderungan penilai memberikan nilai rata-rata), personal biases (adanya unsur subjektivitas dalam penilaian), negosiasi dan konseling tidak selalu dilaksanakan. Saran yang diberikan : penilai hendaknya siap untuk menghadapi konfrontasi berkaitan dengan nilai yang diberikan kepada karyawan, perusahaan harus memberikan pelatihan bukan hanya kepada orang yang baru diangkat menjadi lini manajer tapi juga untuk manajer-manajer lain yang lebih senior, manajer dan karyawan hendaknya selalu mematuhi prosedur penilaian prestasi kerja, diperlukan adanya penegakan peraturan sehingga mendorong setiap karyawan terlibat dalam penilaian prestasi kerja untuk mematuhi peraturan.
Ringkasan Alternatif
ABSTRAK
Perubahan kondisi ekonomi dan pasar menuntut organisasi untuk meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan. Dalam upaya mengarahkan seluruh karyawan memberikan prestasi kerja sesuai dengan tugas dan tujuan organisasi, diperlukan adanya penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja adalah proses memeriksa dan menilai apakah hasil kerja yang dicapai seseorang telah dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
Bagi para pegawai, penilaian prestasi kerja berperan sebagai umpan balik, tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan potensi yang bermanfaat bagi pengembangan karirnya. Bagi perusahaan, hasil penilaian prestasi kerja dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, dan imbalan.
Penilaian prestasi kerja di PT TELKOM DIVRE III diawali dengan menetapkan sasaran kerja unit - disebut SKU - sebagai dasar dalam menetapkan sasaran kinerja individu (SKI), dilanjutkan dengan pembuatan laporan berkala, konseling, dan penilaian. Metode penilaian prestasi kerja adalah campuran metode Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBO) dan metode Forced Distribution. Di dalam metode ini, keterlibatan karyawan dalam menetapkan sasaran kerja, hasil penilaian prestasi kerja divisualisasikan dalam kurva distribusi normal. Terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja : central tendency (kecenderungan penilai memberikan nilai rata-rata), personal biases (adanya unsur subjektivitas dalam penilaian), negosiasi dan konseling tidak selalu dilaksanakan. Saran yang diberikan : penilai hendaknya siap untuk menghadapi konfrontasi berkaitan dengan nilai yang diberikan kepada karyawan, perusahaan harus memberikan pelatihan bukan hanya kepada orang yang baru diangkat menjadi lini manajer tapi juga untuk manajer-manajer lain yang lebih senior, manajer dan karyawan hendaknya selalu mematuhi prosedur penilaian prestasi kerja, diperlukan adanya penegakan peraturan sehingga mendorong setiap karyawan terlibat dalam penilaian prestasi kerja untuk mematuhi peraturan.