Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Pemanfaatan Limbah Asam dari Fraksi Minyak Bumi sebagai Bahan Surfaktan untuk Emulsi Air dalam Minyak
Intan Nuraeni Mutmaina (2017) | Tugas Akhir | -
Bagikan
Ringkasan
Bahan bakar emulsi air dalam minyak merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan, karena dapat menurunkan emisi gas CO2, CO, SOx dan NOx yang lebih rendah. Beberapa negara telah memproduksi bahan bakar emulsi mulai dari yang berwarna putih susu sampai yang jernih dan hal ini tergantung pada jenis dan jumlah surfaktannya. Sekitar 20% volume surfaktan yang ditambahkan menghasilkan bahan bakar emulsi yang jernih dan sekitar 2% volume untuk yang putih susu. Jumlah surfaktan mempengaruhi harga jual dari produk emulsi, sehingga penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah asam naftenat dari ekstraksi kerosin asam sebagai surfaktan untuk mendapatkan bahan bakar emulsi dengan harga yang ekonomis. Hasil penelitian menunjukkan komposisi emulsi yang jernih sebagai berikut: 75% fraksi minyak bumi dengan rentang didih 250-400 derajat Celsius, 10% air, 10% surfaktan non ionik Y dengan HLB 10,62 dan 5% limbah naftenat dari hasil ekstraksi kerosin. Produk bahan bakar emulsi memiliki sifat sebagai berikut: densitas 0,8722 g/ml, viskositas kinematik 4,3704 cSt, titik nyala 60 derajat Celsius, korosi bilah tembaga kelas 1A, angka asam total 1,8216 mgKOH/g dan pH 7. Emulsi ini juga stabil pada suhu kamar hingga 40 derajat Celsius. Korosi bilah tembaga kelas 1A menunjukkan, bahwa produk emulsi yang dihasilkan mampu memenuhi spesifikasi bahan bakar dari aspek korosifitasnya. Nilai TAN yang tinggi menunjukkan adanya reaksi saponifikasi KOH dengan senyawa surfaktan yang digunakan dalam pembuatan emulsi. Penelitian ini berkesimpulan bahwa limbah dari ekstraksi kerosin asam dapat digunakan sebagai surfaktan untuk memproduksi bahan bakar emulsi yang lebih murah, jernih, dan stabil. Kata kunci: Bahan Bakar Emulsi, Emulsi Air dalam Minyak, Surfaktan.
Ringkasan Alternatif
Water in oil emulsion fuel is environmental friendly fuel because it produce lower CO2, CO, SOx and NOx emissions. Several countries have produced emulsion fuels ranging from clear to milky white depend on the types and the amount of surfactant used. Arround 20 % volume of surfactant added to produce clear emulsion fuel and about 2% for milky emulsion. The amount of surfactant affects the price of the emulsion product, therefore this study included evaluation of naphthenic acid waste from acid kerosene extraction as surfactant to obtain an economic price of emulsion fuel. The study revealed that the composition of a clear emulsion as follow: 75% of petroleum fraction with boiling range 250-400 degrees Celsius, 10% water, 10% non-ionic surfactant Y with HLB 10,62 and 5% waste naphthenic from kerosene extract. The emulsion fuel product has properties as follow: density 0.8722g/ml, kinematic viscosity 4.3704 cSt, flash point 66 degrees Celsius, copper strip corrosion 1A, total acid number 1.8216 mgKOH/g, and pH 7. The emulsion is also stable at room temperature up to 40 degrees Celsius. The copper strip corrosion 1A showed that the emulsion product meets fuel specification from corrosiveness aspect. The higher TAN indicated that there was saponification reaction of KOH with surfactant compound used in preparing emulsion. This study concluded that the waste from acid kerosene can be utilized surfactant to produce clear, stable and cheaper emulsion fuel. Keywords: Fuel Emulsions, Water-in-Oil Emulsions, Surfactant.