Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Pembangunan Purawarupa Alat Uji Emisi Kendaraan Bermotor Kategori L3 (Studi Kasus: Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Kota Bandung)
Permana Sidik NIM. (2018) | Skripsi | Teknik Informatika
Bagikan
Ringkasan
Lebih dari 70 % pencemaran udara disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan yaitu hidro karbon (HC) karbon monoksida (CO) dan Nitrogen Oksida (Nox) khususnya pada kendaraan roda dua atau kategori L3. Berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup tentang Pengelolaan Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaran Bermotor Tipe Baru Kategori L3, ambang batas untuk silinder 150 cmó yaitu CO 2.0, HC 0.3 dan Nox 0.15. Terbatasnya jumlah alat uji emisi untuk kategori L3 menjadi salah satu alasan dibuatnya purwarupa alat uji emisi kategori L3. Alat ini dapat mendeteksi, mengukur serta menampilkan tingkat kandungan gas emisi CO, HC dan Nox. Mini Komputer yang digunakan untuk merancang alat ini adalah Raspberry Pi 3 serta Sensor yang digunakan diantaranya sensor CO(MQ-7), HC(MQ-2) dan Nox(MQ-135) sebagai komponen pendeteksi gas emisi. Data analog yang diambil dari sensor diolah menjadi data digital menggunakan Mini PC Raspberry Pi kemudian hasil pengukuran selanjutnya ditampilkan dilayar monitor berbasis web. Berdasarkan hasil pengujian, alat ini dapat berfungsi dengan baik, namun nilai hasil pengukuran masih mendapatkan rata rata delta sebesar 0.49% untuk CO dan 152.25ppm untuk HC, dimana nilai pengukuran yang didapatkan oleh purwarupa alat uji emisi lebih tinggi daripada alat alat uji emisi yang berada di balai pengujian kendaraan bermotor kota bandung. Sehingga didapat kesimpulan bahwa purwarupa alat uji emisi dapat berfungsi dengan baik namun nilai hasil pengukuran belum seakurat dengan alat uji emisi di balai pengujian kendaraan bermotor kota Bandung.
Ringkasan Alternatif
More than 70% of air pollution is caused by vehicle exhaust emissions, there was hydrocarbons (HC), carbon monoxide (CO) and Nitrogen oxides (Nox) in particular on two-wheeled vehicles or L3 categories. Based on the regulation from Kementrian Lingkungan Hidup about Quality Management of Emissions for L3 Category, the value for 150 cmó cylinder is CO 2.0, HC 0.3 and Nox 0,15. Balai Pengujian Kendaraan has limited L3 Category emission test equipment, so that become the decission for development the prototype of L3 Category emission test equipment. This prototype can detect, quantify and display the result of CO, HC and Nox from the emission test. Gas sensor CO (MQ-7), HC (MQ-2) and Nox (MQ-135) as emission gas detection components used in this prototype. Analog output data from the sensor is processed into digital data using Mini PC Raspberry Pi then subsequent measurement results are shown dilayar web-based monitor. Based on the test results, it can work properly, but the value of the measurement results is still getting the average delta of 0.49% for CO and HC ppm to 152.25, where the value of the measurements obtained by test prototype emissions higher than the emissions test tool tools are in the Balai Pengujian Kendaraan Kota Bandung. So come by the conclusion that the prototype test emissions can work well but the value of measurement results have not been as accurate as testing tool with emissions in Balai Pengujian Kendaraan Kota Bandung.