Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Pemberdayaan Pengemis Pada Dinas Sosial Kota Bandung
Rizal Sholehudin R NIM. (2014) | Skripsi | Ilmu Pemerintahan
Bagikan
Ringkasan
Kota Bandung merupakan Kota yang banyak diminati oleh orang-orang desa untuk mencari nafkah. Fenomena pengemis di Kota Bandung karena kurangnya pemenuhan kesejahteraan oleh pemerintah. Kota Bandung salah satu Kota yang menjanjikan suatu pekerjaan yang layak karena terdapat beberapa tempat wisata, kuliner dan perkantoran yang menawarkan pekerjaan yang layak. Permasalahan yang dihadapi dalam hal pemberdayaan pengemis yakni tidak adanya pengawasan yang berkelanjutan dari pihak pemerintah, karena proses pemberdayaan pengemis membutuhkan waktu untuk penanganannya. Kadang diwaktu tertentu populasi pengemis meningkat seperti yang terjadi dihari libur, hari raya keagamaan, maupun dipusatÃâpusat rekreasi dan perbelanjaan, sehingga pada akhirnya pelaksanaan pemberdayaan pengemis hanya efektif pada awalnya saja dan tidak berkelanjutan. Teori yang digunakan untuk mendukung dalam penelitian ini adalah teori pemberdayaan menurut Edi Suharto terdiri dari 5 aspek yakni : Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan, Penyokongan dan Pemeliharaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan yang digunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik penentuan informan yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan teknik Purposive. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan pengemis yang dilakukan Dinas Sosial Kota Bandung selama ini belum berjalan optimal, hal tersebut dilihat dari usaha aparatur Dinas Sosial dalam memberikan pendidikan dan pelatihan keterampilan terhadap pengemis yang terjaring, dimana pendidikan dan pelatihan keterampilan yang diberikan tidak diterima dengan baik oleh para pengemis. Selama ini usaha yang dilakukan aparatur Dinas Sosial Kota Bandung terkait membuat mampu para pengemis belum berjalan dengan baik, karena aparatur Dinas Sosial Kota Bandung hanya memperhatikan pengetahuan aparatur saja, sehingga cakupan waktu, personel serta kemampuan aparatur tidak terperhatikan.
Ringkasan Alternatif
Bandung is a city that is in great demand by the people of the village to make a living. The phenomenon of beggars in the city of Bandung because of the lack of compliance by government welfare. Kota Bandung one that promises a decent job because there are several tourist attractions, culinary and offices that offer a decent job. The problems faced in terms of the absence of a beggar empowerment ongoing oversight of the government, because the process of empowerment beggar takes to handle. At a certain time when the population of beggars increased as it did on the day holidays, religious holidays, as well as the center of recreation and shopping centers, so in the end the only effective implementation of empowerment beggar at first only and is not sustainable. The theory is used to support this research is the theory of empowerment according to Edi Suharto consists of five aspects namely: Pemungkinan, Strengthening, Protection, and Maintenance Penyokongan. The method used is descriptive method with the approach used a qualitative approach. Data collection techniques used in this research is through the study of literature and field studies were conducted observations, interviews and documentation. Informants determination techniques used by researchers is to use a purposive technique. The results showed that the research and discussion of empowerment beggars conducted Bandung Social Service has not run optimally, it is seen from the business apparatus Social Service in providing education and skills training to beggars who netted, where education and skills training provided is not well received by beggars. This time conducted business apparatus Social Service related Bandung making the apparatus is not capable of running well, because the apparatus Social Service Bandung only consider knowledge apparatus alone, so the scope of time, personnel and capability of personnel unnoticed.
Sumber
Judul Serupa
- Gaya kepemimpinan Kepala Dinas Sosial Kota Bandung (studi tentang pemberdayaan anak jalanan di Kota Bandung)