Pertumbuhan ekonomi penduduk yang terus meningkat menyebabkan konsumsi terhadap energi listrik semakin bertambah, sementara itu tidak dibarengi dengan ketersediaan sumber energi yang tergantung pada fosil, menurut lembaga kajian untuk reformasi pertambangan, energi dan lingkungan hidup (Refor Miner Institute) cadangan minyak bumi akan habis dalam 11 tahun, gas bumi akan habis dalam 31 tahun dan cadangan batu bara akan habis dalam 59 tahun (Komaidi Notonegoro, 2013). Maka dari itu dewasa ini banyak dikembangkan energi terbarukan sebagai alternatif pembangkit listrik, dengan menggunakan sumber sumber yang bersifat renewable dan banyak tersedia di alam seperti air, angin dan sinar matahari, salah satu sumber yang bisa dimanfaatkan dengan potensi yang cukup besar di Indonesia dengna rata-rata kecepatan angin 3-4 m/s adalah angin. Persediaan angin di Indonesia cukup melimpah yaitu 9,29 GW sementara yang baru terpakai adalah 0,1 GW (LAPAN, 2004). Alat yang bisa mengkonversikan angin menjadi tenaga listrik salah satunya adalah Kincir Angin Sumbu Horizontal (KASH) yang berputar akibat gaya angkat yang terjadi karena perbedaan tekanan dari penampang bilah airfoil, putarannya nanti akan diteruskan dengan poros ke transmisi kemudian ke generator. Proses pembuatan komponen-komponen kincir angin ini dilakukan di laboratorium Pemesinan Politeknik Negeri Bandung. Hasil yang di harapkan dari desain bilah airfoil kincir angin ini bisa menghasilkan daya sampai 1 Kw, pemilihan tempat pengujian secara geografis harus memiliki potensi angin yang relatif tinggi, pada kesempatan kali ini pengujian dilakukan di dua tempat yaitu di Pantai Pandansimo bulan Desember selama tiga hari dan berhasil menyalakan lampu dengan daya 25 watt selama 3 hari dan di Bukit Citiis selama satu hari bulan Februari sehingga hasil ini bisa membantu produksi listrik guna mengatasi krisis dan ketergantungan pada energi fosil. Kata Kunci: Konversi Energi, Energi Fosil, Angin, Kincir Angin HAWT, Daya.

Economic growth increasing population led to the consumption of electric energy growing, while it is not coupled with the availability of energy resources is dependent on the fossil, according to the Institute for the study of mining reform, energy and the environment (Refor Miner Institute) petroleum reserves will be exhausted in 11 years, natural gas will be exhausted in 31 years and coal reserves will be exhausted in 59 years (Komaidi Notonegoro, 2013). Therefore nowadays many developed renewable energy as an alternative to the power plant, using the source that is renewable and is widely available in nature, such as water, wind and Sun, one of the sources that can be used it with considerable potential in Indonesia has an average wind speed of 3-4 m/s is a breeze. Winds in Indonesia is quite inventory overflow i.e. 9,29 GW while recently used is 0.1 GW (LAPAN, 2004). A tool that can convert the wind being electric power one of which is a Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) that spins due to the lift force that occurs because of a difference of pressure sidebar airfoil cross-section, turn will be passed on to the shaft to the transmission then into mechanical system supported by generators. The process of making components of wind turbine was performed in the laboratory of Manufacture at Polytechnic State of Bandung Results in the blade airfoil designs expect from the Wind turbine could produce up to 1 Kw power, the selection of the test place geographically should have a relatively high wind potential, on this occasion the testing done at two places : at the Pandansimo Beach in December for three days and succeeded to turn on 25 watts lamp for three day and on the Hill of City is for one day in February so that these results could help the production of electricity in order to overcome the crisis and dependence on fossil energy. Keywords: Conversion Of Energy, Fossil Energy, Wind, HAWT Wind Turbine, Power.

http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptppolban-gdl-anwarsuwar-8792