Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
PENEKANAN SUSUT ENERGI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH (SUTR) DENGAN CARA PENGGANTIAN TITIK SAMBUNG
Kendy Karafhan (2007) | Tugas Akhir | Teknik Elektro
Bagikan
Ringkasan
ABSTRAK
Pada tahun 2006 ini PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan penyedia jasa ketenagalistrikan di Indonesia menghadapi tantangan yang sangat berat, baik dari sisi eksternal maupun dari sisi internal. Dari sisi eksternal terutama dikarenakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang cukup signifikan pada bulan Maret 2005 dan Oktober 2005, sehingga perkiraan biaya BBM pada tahun 2005 sekitar Rp. 15 triliun ternyata menghabiskan dana sebesar Rp. 27 triliun, belum lagi usulan kenaikan Tarif Dasar Listrik Tahun 2006 yang tidak disetujui pemerintah dan DPR, serta subsidi dari pemerintah yang juga tidak sesuai dengan permintaan PLN. Dari sisi internal PLN, hal yang perlu dicermati yaitu masalah efisiensi, diantaranya adalah sejauh mana perusahaan dapat menekan susut (losses), karena susut merupakan suatu indikator atau ukuran yang paling dipercaya oleh masyarakat mengenai tingkat efisiensi PLN. Prosentase susut kumulatif UPJ Sukabumi kota pada bulan Desember 2005 adalah 13,24 % , suatu nilai yang cukup signifikan terhadap cash flow perusahaan. Titik sambung adalah salah satu penyebab susut teknis. Cara pengerjaan titik sambung yang tidak sesuai dengan SOP dan kualitas titik sambung yang kurang baik merupakan andil terhadap susut teknis tersebut. Evaluasi penggantian titik sambung di Jaringan Tegangan Rendah dari Tap Connector menjadi CCO (Compression Connecting) adalah sasaran yang saya kerjakan sebagai bahan Tugas Akhir ini. Dengan CCO ini diharapkan dapat mengurangi rugi-rugi tegangan di titik sambung sehingga dapat memberikan kontribusi dalam rangka penekanan susut kWh yang berdampak bagi peningkatan efisiensi dan kinerja PT PLN (Persero) APJ Sukabumi.
Ringkasan Alternatif
ABSTRAK
Pada tahun 2006 ini PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan penyedia jasa ketenagalistrikan di Indonesia menghadapi tantangan yang sangat berat, baik dari sisi eksternal maupun dari sisi internal. Dari sisi eksternal terutama dikarenakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang cukup signifikan pada bulan Maret 2005 dan Oktober 2005, sehingga perkiraan biaya BBM pada tahun 2005 sekitar Rp. 15 triliun ternyata menghabiskan dana sebesar Rp. 27 triliun, belum lagi usulan kenaikan Tarif Dasar Listrik Tahun 2006 yang tidak disetujui pemerintah dan DPR, serta subsidi dari pemerintah yang juga tidak sesuai dengan permintaan PLN. Dari sisi internal PLN, hal yang perlu dicermati yaitu masalah efisiensi, diantaranya adalah sejauh mana perusahaan dapat menekan susut (losses), karena susut merupakan suatu indikator atau ukuran yang paling dipercaya oleh masyarakat mengenai tingkat efisiensi PLN. Prosentase susut kumulatif UPJ Sukabumi kota pada bulan Desember 2005 adalah 13,24 % , suatu nilai yang cukup signifikan terhadap cash flow perusahaan. Titik sambung adalah salah satu penyebab susut teknis. Cara pengerjaan titik sambung yang tidak sesuai dengan SOP dan kualitas titik sambung yang kurang baik merupakan andil terhadap susut teknis tersebut. Evaluasi penggantian titik sambung di Jaringan Tegangan Rendah dari Tap Connector menjadi CCO (Compression Connecting) adalah sasaran yang saya kerjakan sebagai bahan Tugas Akhir ini. Dengan CCO ini diharapkan dapat mengurangi rugi-rugi tegangan di titik sambung sehingga dapat memberikan kontribusi dalam rangka penekanan susut kWh yang berdampak bagi peningkatan efisiensi dan kinerja PT PLN (Persero) APJ Sukabumi.