Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
PENENTUAN KONDISI MESIN PERKAKAS MELALUI INSPEKSI DAN ANALISIS GETARAN
Anton Surya Lesmana (2006) | Tugas Akhir | -
Bagikan
Ringkasan
ABSTRAK Mesin perkakas mempunyai peranan yang sangat penting di suatu industri produksi dan manufaktur dalam menghasilkan suatu produk. Untuk menjaga kualitas fungsional dari mesin-mesin perkakas tersebut, diperlukan perawatan agar terhindar dari kerusakan dan biaya yang sangat mahal. Salah satu masalah yang sering timbul pada suatu mesin adalah getaran yang berlebihan pada mesin perkakas. Mesin perkakas merupakan mesin putar, sehingga inspeksi getaran sangat sesuai sebagai basis untuk menentukan kondisi mesin tersebut. Dari hasil pengujian getaran yang dianalisis dengan menggunakan metoda komparatif dan deskripsi analisis, dapat diketahui kondisi dan sumber kerusakan sebuah mesin. Pengujian kondisi mesin melalui indikator getaran ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung. Adapun mesin-mesin yang diuji getarannya adalah mesin bubut Proximat 7.01, 7.02, 7.04, 7.05 dan mesin milling Aciera F4 5.10, 5.12, 7.10, 7.11. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa mesin bubut proximat 7.01, 7.02, 7.04, 7.05 masih dalam kondisi yang diperbolehkan untuk dioperasikan dimana nilai amplitudo getaran maksimum untuk mesin bubut 7.01 sebesar 1,656 mm/s RMS, 7.02 sebesar 1,458 mm/s RMS, 7.04 sebesar 1,569 mm/s RMS, 7.05 sebesar 1,128 mm/s RMS. Untuk mesin milling disimpulkan bahwa mesin milling Aciera F4 5.10 dan 7.10 dalam kondisi batas toleransi (just tolerable). Agar dapat dioperasikan dengan aman, dibutuhkan tindakan perawatan dan perbaikan terhadap bantalan pada motor, karena telah mendekati kerusakan. Sedangkan mesin milling Aciera F4 5.12 kondisinya tidak diijinkan (not permissible) dan operasi harus dihentikan. Agar dapat digunakan dengan aman perlu dilakukan tindakan perbaikan, terutama sistem pelumasan pada motor. Untuk mesin milling Aciera F4 7.11 kondisinya juga tidak diijinkan dan harus dilakukan tindakan perawatan dan perbaikan terhadap bantalan pada motornya.
Ringkasan Alternatif
ABSTRAK Mesin perkakas mempunyai peranan yang sangat penting di suatu industri produksi dan manufaktur dalam menghasilkan suatu produk. Untuk menjaga kualitas fungsional dari mesin-mesin perkakas tersebut, diperlukan perawatan agar terhindar dari kerusakan dan biaya yang sangat mahal. Salah satu masalah yang sering timbul pada suatu mesin adalah getaran yang berlebihan pada mesin perkakas. Mesin perkakas merupakan mesin putar, sehingga inspeksi getaran sangat sesuai sebagai basis untuk menentukan kondisi mesin tersebut. Dari hasil pengujian getaran yang dianalisis dengan menggunakan metoda komparatif dan deskripsi analisis, dapat diketahui kondisi dan sumber kerusakan sebuah mesin. Pengujian kondisi mesin melalui indikator getaran ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung. Adapun mesin-mesin yang diuji getarannya adalah mesin bubut Proximat 7.01, 7.02, 7.04, 7.05 dan mesin milling Aciera F4 5.10, 5.12, 7.10, 7.11. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa mesin bubut proximat 7.01, 7.02, 7.04, 7.05 masih dalam kondisi yang diperbolehkan untuk dioperasikan dimana nilai amplitudo getaran maksimum untuk mesin bubut 7.01 sebesar 1,656 mm/s RMS, 7.02 sebesar 1,458 mm/s RMS, 7.04 sebesar 1,569 mm/s RMS, 7.05 sebesar 1,128 mm/s RMS. Untuk mesin milling disimpulkan bahwa mesin milling Aciera F4 5.10 dan 7.10 dalam kondisi batas toleransi (just tolerable). Agar dapat dioperasikan dengan aman, dibutuhkan tindakan perawatan dan perbaikan terhadap bantalan pada motor, karena telah mendekati kerusakan. Sedangkan mesin milling Aciera F4 5.12 kondisinya tidak diijinkan (not permissible) dan operasi harus dihentikan. Agar dapat digunakan dengan aman perlu dilakukan tindakan perbaikan, terutama sistem pelumasan pada motor. Untuk mesin milling Aciera F4 7.11 kondisinya juga tidak diijinkan dan harus dilakukan tindakan perawatan dan perbaikan terhadap bantalan pada motornya.
Sumber