Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENGALOKASIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PT. BANDUNG PERKASA JAYA
Puspa Dewiyanti (2006) | Tugas Akhir | Akuntansi
Bagikan
Ringkasan
ABSTRAK
Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang sulit untuk diklasifikasikan dan ditelusuri secara cermat dan tepat. Untuk itu dalam pengalokasian biaya overhead pabrik terdapat sistem yang dapat digunakan yaitu berdasarkan sistem Activity Based Costing. Dalam sistem Activity Based Costing biaya overhead pabrik dibebankan ke pusat aktivitas dan tidak dibebankan berdasarkan departemen. Metode aktivitas ini diterapkan untuk menjadi solusi bagi permasalahan distorsi alokasi biaya yang sering terjadi. Karena itu penulis mengambil penelitian tugas akhir dengan judul "Penerapan Activity Based Costing Dalam Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik PT. Bandung Perkasa Jaya". Penulis melakukan penelitian di perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pemintalan benang yang bahan bakunya berasal dari kapas. Nama perusahaan ini adalah PT. Bandung Perkasa Jaya. Perusahaan ini merupakan perusahaan padat modal karena hampir seluruh produksinya menggunakan mesin. Letak perusahaan ini adalah di Solokan Jeruk RT 03IRW 06, Rancaekek-Majalaya. Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik yang diterapkan oleh perusahaan dan perbedaan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan sistem konvensional dan sistem Activity Based Costing. Analisis data dilakukan dengan membandingkan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan sistem konvensional dengan sistem Activity Based Costing. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan mewawancarai pihak-pihak yang berkaitan dan pengamatan langsung terhadap proses produksi pemintalan benang. Di dalam pembahasan mengenai penelitian ini ditemukan bahwa pengalokasian biaya overhead pabrik menggunakan sistem Activity Based Costing memiliki alokasi biaya yang lebih besar dibandingkan dengan sistem yang digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengalokasian biaya overhead pabrik menggunakan sistem Activity Based Costing hanya tepat digunakan untuk perusahaan padat karya.
Ringkasan Alternatif
ABSTRAK
Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang sulit untuk diklasifikasikan dan ditelusuri secara cermat dan tepat. Untuk itu dalam pengalokasian biaya overhead pabrik terdapat sistem yang dapat digunakan yaitu berdasarkan sistem Activity Based Costing. Dalam sistem Activity Based Costing biaya overhead pabrik dibebankan ke pusat aktivitas dan tidak dibebankan berdasarkan departemen. Metode aktivitas ini diterapkan untuk menjadi solusi bagi permasalahan distorsi alokasi biaya yang sering terjadi. Karena itu penulis mengambil penelitian tugas akhir dengan judul "Penerapan Activity Based Costing Dalam Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik PT. Bandung Perkasa Jaya". Penulis melakukan penelitian di perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pemintalan benang yang bahan bakunya berasal dari kapas. Nama perusahaan ini adalah PT. Bandung Perkasa Jaya. Perusahaan ini merupakan perusahaan padat modal karena hampir seluruh produksinya menggunakan mesin. Letak perusahaan ini adalah di Solokan Jeruk RT 03IRW 06, Rancaekek-Majalaya. Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik yang diterapkan oleh perusahaan dan perbedaan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan sistem konvensional dan sistem Activity Based Costing. Analisis data dilakukan dengan membandingkan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan sistem konvensional dengan sistem Activity Based Costing. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan mewawancarai pihak-pihak yang berkaitan dan pengamatan langsung terhadap proses produksi pemintalan benang. Di dalam pembahasan mengenai penelitian ini ditemukan bahwa pengalokasian biaya overhead pabrik menggunakan sistem Activity Based Costing memiliki alokasi biaya yang lebih besar dibandingkan dengan sistem yang digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengalokasian biaya overhead pabrik menggunakan sistem Activity Based Costing hanya tepat digunakan untuk perusahaan padat karya.