Karakteristik properti sebagai produk yang tidak mengalami depresiasi menimbulkan spekulasi bahwa properti sebagai produk tidak akan berakhir sebagai konsumsi, melainkan investasi. Namun, penjualan yang terjadi tidak serta merta dapat diakui secara pencatatan laporan keuangan setelah diterapkannnya PSAK 72 pada sektor properti. Penerapan PSAK 72 setidaknya akan mempengaruhi keuntungan dan tingkat hutang pada perusahaan properti karena penjualan yang belum bisa diakui akan termasuk sebagai hutang lancar. Pada penelitian ini digunakan rasio GPM (gross profit margin) untuk mengetahui marjin keuntungan, ROA (return on asset) untuk mengetahui nilai pengembalian atas investasi, dan DR (debt ratio) untuk mengetahui besaran hutang terhadap total pendanaan. Adapun metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini diantaranya berupa analisis deskriptif, analisis korelasi, analisis regresi, analisis koefisien determinasi, dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutang memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas. Diketahui rata-rata ROA pada emiten properti berada pada besaran -0,08%, namun secara kinerja operasional diketahui marjin keuntungan berada pada besaran 47,48% sebelum beban non-operasional, beban bunga, dan pajak. Hal ini mengindikasikan perusahaan properti tidak dapat memaksimalkan hutang untuk menghasilkan keuntungan di tahun 2020. Kata Kunci: Properti, hutang, keuntungan.

The characteristics of the property as a product that does not depreciate raises speculation that property as a product will not end up as consumption, but an investment. However, sales that occur are not automatically recognized in the recording of financial statements after the application of PSAK 72 in the property sector. The application of PSAK 72 will at least affect the profits and debt levels of property companies because sales that have not been recognized will be included as current liabilities. In this study, the GPM (gross profit margin) ratio is used to determine the profit margin, ROA (return on assets) to determine the return on investment, and DR (debt ratio) to determine the amount of debt to total funding. The research methods used in this study include descriptive analysis, correlation analysis, regression analysis, coefficient of determination analysis, and hypothesis testing. The results showed that debt has a negative effect on profitability. It is known that the average ROA of property issuers is -0.08%, but in terms of operational performance, it is known that the profit margin is at 47.48% before non-operating expenses, interest expenses, and taxes. This indicates that property companies cannot maximize debt to generate profits in 2020. Keywords: Property, debt, profit.

http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptppolban-gdl-robiiahalm-14158