Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
PENGARUH PENAMBAHAN ABU GERGAJI KAYU SEBAGAI BAHAN STABILISASI SUBGRADE DARI TANAH LUNAK
Agung Muhamad Zamzam (2013) | Tugas Akhir | Teknik Sipil
Bagikan
Ringkasan
Hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan Elisa dan Guntur, 2011, peneliti stabilisasi tanah menggunakan abu ampas tebu menunjukkan bahwa Tanah daerah Kota Baru Parahyangan merupakan tanah lempung organik yang sangat sensitif terhadap kadar air. Stabilisasi dalam hal ini merupakan perbaikan tanah yang memungkinkan untuk menjadikan tanah tersebut lebih baik bagi konstruksi. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mencari alternatif solusi perbaikan kerusakan subgrade akibat terendam air, dengan memanfaatkan potensi alam berupa Abu Gergaji Kayu sebagai bahan stabilisasinya. Variasi Abu Gergaji Kayu pada penelitian ini adalah 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% dari berat tanah kering udara. Uji yang dilakukan meliputi sifat fisis tanah campuran yaitu : uji berat jenis, uji kadar air, uji Atterberg limits, dan uji analisa ukuran butiran tanah, sedangkan uji sifat mekanis meliputi : uji standard Proctor,uji Unconfined Strengh (UCS), uji CBR Unsoaked dan CBR Soaked serta uji Swelling Tanah . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah yang distabilisasi dengan Abu Gergaji Kayu mengalami penurunan nilai berat jenis (specific gravity), nilai batas cair, nilai plastisitas indeks dan nilai Swelling, penurunan terbesar terjadi pada penambahan Abu Gergaji Kayu 10% selama masa pemeraman 3 hari. Sedangkan nilai UCS , Nilai CBR unsoaked dan nilai CBR soaked mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai UCS dan CBR pada tanah asli. Nilai CBR unsoaked dan nilai CBR soaked termasuk pada kategori baik untuk dijadikan subgrade jalan. Kata-kata kunci : Stabilisasi, Subgrade, Abu Gergaji Kayu, UCS, CBR, Swelling.
Ringkasan Alternatif
The results of preliminary research conducted Elisa and Guntur, 2011,the researchers of soil stabilization with bagasse ash shows that the soil at Kota Baru Parahyangan is an organic clay which very sensitive to water content. Stabilization in this case is an improvement which allows the soil to be better for construction. Therefore this study aimed to find alternative solutions subgrade repair damage caused by flood, by exploiting the natural potential of Wood Ash as a material stabilization. Wood Ash variation in this study was 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% of the weight of air-dry soil. Tests performed include a mixture of soil physical properties are: density test, the moisture content test, Atterberg limits tests, and soil grain size analysis test, while the mechanical properties of the test include: standard Proctor test, unconfined test Strengh (UCS), CBR test for Unsoaked and Soaked and Soil Swelling test. The results showed that the soil is stabilized with Wood Ash made a value decreased for density (specific gravity), the liquid limit, plasticity index value and the value of Swelling, the largest decrease occurred in the addition of Wood Ash 10% during the 3 days of curing. While the value of UCS, and unsoaked CBR value Soaked CBR values have increased compared with the UCS and CBR on native soil. Unsoaked CBR values and Soaked CBR values included in the good category to be used as road subgrade. Key words : Stabilization, Subgrade, Wood Ash, UCS, CBR, Swelling
Sumber