Kebutuhan solar di Indonesia terus meningkat namun produksi solar tidak sesuai dengan kebutuhannya.Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengeluarkan peraturan Menteri ESDM No.25 Th.2013 mengenai penggunaan biodiesel sebesar 10% sebagai campuran solar. Peraturan ini berlaku mulai September 2013 dan pada tahun 2015 penggunaan biodiesel sebagai campuran solar meningkat menjadi 20%. Menurut penelitian Departemen Pertanian, bahan baku yang paling potensial dalam pembuatan biodiesel adalah minyak kelapa sawit, crude palm oil (CPO). Penggunaan CPO akan bersaing dengan kebutuhan pangan, oleh karena itu digunakan Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) yang merupakan produk samping dari penyulingan CPO. PFAD memiliki kadar Free Fatty Acid 98,42% sehingga proses yang diterapkan adalah proses Esterifikasi. Proses dilakukan pada temperatur 60oC, waktu reaksi 1 jam, perbandingan volume PFAD:metanol adalah 2:5 dan penambahan katalis 0,5% v/v methanol. Stabilitas oksidatif biodiesel yang dihasilkan (3,83 jam) di bawah SNI-7182-2012 (> 6 jam). Peningkatan stabilitas oksidatif biodiesel dilakukan dengan penambahan antioksidan Butylatedhydroxyanisole (BHA) dan Tert-Buthyl Hydroquinone (TBHQ) sebesar 5,10,20,30 dan 50 ppm. Konsentrasi optimum BHA dan TBHQ ditentukan berdasarkan stabilitas oksidatif, yang dilihat dari nilai Induction Period (IP), diperoleh pada konsentrasi 10 ppm. Penambahan 10 ppm antioksidan BHA dan TBHQ dalam biodiesel pada campuran biodiesel-solar sebanyak 10% (B-10) dan 20% (B-20) menaikkan nilai IP masing-masing menjadi 6,17 jam dan 6,46 jam. Campuran Biodiesel-solar-antioksidan pada B-10 dan B-20 dapat memenuhi standar biosolar. TBHQ dipilih sebagai antioksidan terbaik dalam campuran biodiesel-solar karena memiliki titik nyala lebih rendah 2oC (64oC) dari titik nyala antioksidan BHA (66oC). Kata kunci: PFAD, biodiesel, antioksidan, stabilitas oksidatif, campuran biodiesel-solar.

Diesel needs in Indonesia continuously increases but diesel production does not fullfill the demand. The Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM), issued a Ministerial Decree No.25, 2013 about the use of 10% biodiesel in the mixture of biodiesel-diesel. This decree had been decided to start from September 2013 and in 2015 the use of biodiesel will be increased to 20%. According to research conducted by Department of Agriculture, the most potential raw material in manufacturing of biodiesel is crude palm oil (CPO).The use of CPO competes with food needs,therefore, it is used Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), which is a by-product of distilling CPO. PFAD contain 98.42% Free Fatty Acid, therefore, esterification process was applied in this research. The process was conducted at 60°C, 1 hour reaction time, the volume ratio of PFAD:methanol of 2:5 and catalyst addition of 0.5% v/v methanol. The biodiesel produced had oxidation stability (3.83 hours) under SNI 7182-2012 (> 6 hours). The increase of biodiesel oxidation stability was conducted by addition of antioxidantsButylatedhydroxyanisole(BHA) andTert-Buthyl Hydroquinone(TBHQ) at the concentrations of 5,10,20,30, and 50ppm, respectively. The optimum concentration of these antioxidants, which was determined by oxidation stability, obtained from its Induction Period (IP) resulted in the concentration of 10 ppm. The addition of 10 ppm of BHA and TBHQ in biodiesel in 10% biodiesel-diesel mixtures(B-10) and 20% (B-20) increased the IP to become 6.17 and 6.46 hours, respectively. Biodiesel-diesel-antioxidants blends of B-10 and B-20 could fullfill bio solar standard. TBHQ is chosen as the best antioxidant in biodiesel-diesel mixture since it posses 2oC lower flash point (64oC) than flash point of BHA (66oC). Keywords: PFAD, biodiesel,antioxidants, oxidativestability, diesel-biodiesel blends.

http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptppolban-gdl-farahdilla-8548