Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Pengaruh Penambahan Kitosan Dan Selulosa Terhadap Performa Bioplastik Dari Pati Singkong Karet Dengan Plasticizer
Bagus Bayu Nugroho (2021) | Skripsi | -
Bagikan
Ringkasan
Penggunaan pati singkong karet sebagai bahan baku bioplastik dinilai tidak bersaing dengan kebutuhan pangan pada umumnya karena kandungan sianida yang cukup tinggi daripada singkong jenis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan filler atau biopolimer lain berupa kitosan dan karboksimetil selulosa (CMC) sebagai alternatif untuk mengubah karakteristik dari bioplastik dengan plasticizer yang digunakan berupa gliserol. Parameter penting dalam pembuatan bioplastik adalah sifat mekanik yang baik, daya serap air yang rendah, laju transmisi uap air yang rendah dan kemampuan biodegradabilitas yang tinggi. Metode yang digunakan yaitu leaching untuk mendapatkan pati singkong karet dan melt intercalation untuk proses pembuatan bioplastik. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi filler kitosan dan CMC masingmasing 1, 2 dan 3% (w/v) juga variasi kombinasi kitosan dan CMC dengan perbandingan 75:25; 50:50 dan 25:75% (w/w). Beberapa pengujian dilakukan pada bioplastik diantaranya pengujian secara visual kondisi fisik, sifat mekanik, daya serap air, laju transmisi uap air, kemampuan biodegradabilitas, serta analisis gugus fungsi menggunakan FTIR. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bioplastik dengan kekuatan tarik terbaik yaitu pada bioplastik dengan filler CMC 3% (w/v) sebesar 1,619 MPa dan persen elongasi terbaik sebesar 51,739% yaitu pada bioplastik dengan filler CMC 1% (w/v). Nilai daya serap air terbaik terdapat pada bioplastik dengan filler kitosan 1% (w/v) sebesar 22,75% dan laju transmisi uap air (WVTR) terbaik terdapat pada bioplastik dengan filler CMC 1% (w/v). Kemampuan biodegradabilitas terbaik terdapat pada semua bioplastik dengan filler CMC dan filler kombinasi kitosan:CMC; 25:75% (w/w) dimana bioplastik terdegradasi sebesar 100% selama 7 hari penguburan. Kata kunci: Bioplastik, gliserol, karboksimetil selulosa, kitosan, pati singkong karet.
Ringkasan Alternatif
The use of Manihot glaziovii starch as bioplastic raw material is not considered as the competitor of the usual main foods because the cyanide content is quite high compared to other types of cassava. This study aims to determine the effect of fillers addition or other biopolymers in the form of chitosan and carboxymethyl cellulose (CMC) as an alternative to change the characteristics of bioplastics with plasticizers used in the form of glycerol. Important parameters in making bioplastics are good mechanical properties, low water absorption, low water vapor transmission rate and high biodegradability. The method used is "leaching" in order to obtain Manihot glaziovii starch and melt intercalation for the bioplastic manufacturing process. Variants used in this study were variants of chitosan and CMC fillers, respectively 1, 2 and 3% (w/v) as well as variants of chitosan and CMC combinations with a ratio of 75:25; 50:50 and 25: 75% (w/w). Some tests are carried out on bioplastics include visual testing of physical conditions, mechanical properties, water absorption, water vapor transmission rate, biodegradability, and analysis of functional groups using FTIR. The research result obtained bioplastics with the best tensile strength, namely bioplastics with a CMC filler of 3% (w/v) of 1,619 MPa and the best percent elongation of 51,739% ie on bioplastics with a CMC filler of 1% (w/v). The best water absorption value is found in bioplastics with a chitosan filler of 1% (w/v) of 22,75% and the best rate of water vapor transmission (WVTR) is found in bioplastics with a CMC filler of 1% (w/v). The best biodegradability is found in all bioplastics with CMC fillers and chitosan combination fillers: CMC; 25: 75% (w/w) where bioplastics are degraded by 100% for 7 days of burial. Keywords: Bioplastics, carboxymethyl cellulose, chitosan, glycerol, manihot glaziovii starch.