Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
PENGARUH PEWARNA TERHADAP MORTAR
Fery Adiyanto (2006) | Tugas Akhir | Teknik Sipil
Bagikan
Ringkasan
ABSTRAK
Pada kajian ini dilakukan pengujian pewarna yang dicampurkan pada mortar dan selanjutnya disebut mortar pewarna. Mortar pewarna dipakai sebagai sample dari beton yang sesungguhnya. Mortar pewarna ini diharapkan dapat menampilkan keindahan pada bangunan dengan biaya yang lebih ekonomis. Selain itu, kekuatan dan keawetan pewarna pada mortar juga diharapkan dapat bertahan lebih lama.
Pengujian yang dilakukan adalah pada mortar berukuran 5 x 5 x 5 cm dengan berbagai variasi perbandingan campuran, yaitu 8,33% iron oxide dari berat semen, 10% iron oxide dari berat semen, 8,33% iron oxide dan 20% katalis dengan masing-masing persen terhadap berat semen, 10% iron oxide dan 20% katalis dengan masing-masing persen terhadap berat semen untuk pewarna merah. Sedangkan warna putih dengan campuran 200% katalis, 300% kapur dan campuran katalis dan kapur dengan berat masing-masing sebesar 100% dari berat semen. Pengujian yang dilakukan adalah kekuatan melalui uji kuat tekan dan keawetan melalui uji panas.
Selain itu dilakukan pengujian setting time, kuat tekan dan kuat panas pada mortar. Kemudian hasil pengujian mortar pewarna dibandingkan terhadap hasil mortar normal (tanpa bahan tambah) dengan menggunakan diagram perbandingan.
Campuran bahan pewarna merah yang paling optimal yaitu mortar dengan campuran 8,33% iron oxide dan 20% katalis dengan masing-masing persen terhadap berat semen. Hal tersebut karena kuat tekan rata-rata pada mortarnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan mortar normal (tanpa bahan tambah pewarna) pada umur beton 28 hari dengan persen relatif sebesar 102,48%. Dan ketika pengujian panas, permukaan pada mortar tidak terjadi retak dan warnanya tetap stabil.
Sedangkan campuran untuk pewarna putih yang paling optimal yaitu, mortar dengan campuran katalis dan kapur dengan masing-masing jumlahnya sebesar 100% dari berat semen. Hal tersebut dilihat pada kuat tekan pada umur 28 hari lebih tinggi jika dibandingkan dengan mortar yang lainnya dengan persen relatif sebesar 51,29% terhadap campuran mortar normal. Dan pada saat pengujian panas, permukaan pada mortar tidak retak dan warnanya tetap stabil.
Selain itu, dari perhitungan kegiatan produksi yang dikaji pada tugas akhir ini titik impas (break even point) didapat ketika produksi mencapai 364.991,38 unit dengan harga penjualan sebesar Rp. 800/ buah.
Ringkasan Alternatif
ABSTRAK
Pada kajian ini dilakukan pengujian pewarna yang dicampurkan pada mortar dan selanjutnya disebut mortar pewarna. Mortar pewarna dipakai sebagai sample dari beton yang sesungguhnya. Mortar pewarna ini diharapkan dapat menampilkan keindahan pada bangunan dengan biaya yang lebih ekonomis. Selain itu, kekuatan dan keawetan pewarna pada mortar juga diharapkan dapat bertahan lebih lama.
Pengujian yang dilakukan adalah pada mortar berukuran 5 x 5 x 5 cm dengan berbagai variasi perbandingan campuran, yaitu 8,33% iron oxide dari berat semen, 10% iron oxide dari berat semen, 8,33% iron oxide dan 20% katalis dengan masing-masing persen terhadap berat semen, 10% iron oxide dan 20% katalis dengan masing-masing persen terhadap berat semen untuk pewarna merah. Sedangkan warna putih dengan campuran 200% katalis, 300% kapur dan campuran katalis dan kapur dengan berat masing-masing sebesar 100% dari berat semen. Pengujian yang dilakukan adalah kekuatan melalui uji kuat tekan dan keawetan melalui uji panas.
Selain itu dilakukan pengujian setting time, kuat tekan dan kuat panas pada mortar. Kemudian hasil pengujian mortar pewarna dibandingkan terhadap hasil mortar normal (tanpa bahan tambah) dengan menggunakan diagram perbandingan.
Campuran bahan pewarna merah yang paling optimal yaitu mortar dengan campuran 8,33% iron oxide dan 20% katalis dengan masing-masing persen terhadap berat semen. Hal tersebut karena kuat tekan rata-rata pada mortarnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan mortar normal (tanpa bahan tambah pewarna) pada umur beton 28 hari dengan persen relatif sebesar 102,48%. Dan ketika pengujian panas, permukaan pada mortar tidak terjadi retak dan warnanya tetap stabil.
Sedangkan campuran untuk pewarna putih yang paling optimal yaitu, mortar dengan campuran katalis dan kapur dengan masing-masing jumlahnya sebesar 100% dari berat semen. Hal tersebut dilihat pada kuat tekan pada umur 28 hari lebih tinggi jika dibandingkan dengan mortar yang lainnya dengan persen relatif sebesar 51,29% terhadap campuran mortar normal. Dan pada saat pengujian panas, permukaan pada mortar tidak retak dan warnanya tetap stabil.
Selain itu, dari perhitungan kegiatan produksi yang dikaji pada tugas akhir ini titik impas (break even point) didapat ketika produksi mencapai 364.991,38 unit dengan harga penjualan sebesar Rp. 800/ buah.