Sampah plastik menumpuk dan mencemari lingkungan saat ini, hal tersebut karena sampah plastik merupakan sampah non-organik yang sulit terurai. Salah satu cara untuk menguranginya yakni dengan membakar sampah tersebut, namun cara tersebut dapat berdampak negatif. Dampak negatif dari cara pembakaran tersebut ialah asapnya dapat menyebabkan polusi udara, sehingga untuk mengurangi dampak negatifnya, asap perlu diolah kembali. Pada studi ini akan membahas mengenai sistem destilasi asap pembakaran sampah secara pirolisis, serta pengaruh pendinginan terhadap sistem destilasi tersebut. Proses pirolisis yang dilakukan ialah dengan meleburkan sampah plastik jenis Low-Density Polyethylene (LDPE) yang bermassa sebesar 2 kg. Asap hasil pirolisis tersebut akan dikondensasikan menggunakan pendinginan sistem refrigerasi, sehingga menjadi bahan bakar alternatif. Proses kondensasi tersebut terjadi pada kondensor destilasi yang dibantu hasil pendinginan sistem refrigerasi kompresi uap dengan refrigeran sekunder. Langkah untuk mengetahui pengaruh pendinginan terhadap proses kondensasi asap maka dilakukan variasi temperatur refrigeran sekunder. Variasi temperatur yang dilakukan yakni pada temperatur 9°C, 3°C dan -3°C. Semakin rendah temperatur pendinginan, semakin tinggi volume bahan bakar alternatif yang dihasilkan. Selama 4 jam pengukuran untuk variasi temperatur 9°C menghasilkan 480 mL, 3°C menghasilkan 615 mL, dan -3°C menghasilkan 710 mL.

Plastic waste currently accumulates and pollutes the environment at this time, this is because plastic waste is an anorganic waste that is difficult to decompose. One way to reduce it by burning the trash, but this method can have a negative impact. The negative impact of this combostion method is that the smoke can cause air pollution, so to reduce thr negative impact, the smoke needs to be reprocessed. This study will discuss about distillation system of smoke from plastic waste pyrolysis combustion. The pyrolysis process will melt Low-Density Polyethylene (LDPE) plastic waste with a mass of 2 kg. The smoke from the pyrolysis will condense using a refrigeration system cooling, so that it becomes an altenative fuel. The condensation process occurs in the distillation condenser which is assisted by a cooling result of the vapor compression refrigeration system with secondary refrigerant. The step to determine the effect of cooling on the smoke condensation process is to vary the temperature of secondary refrigerant. The temperature variations carried out are at temperatures of 9°C, 3°C and -3°C. The lower of cooling temperature cause the higher volume of alternative fuels. During 4 hours of measurment for temperature variations 9°C produces 480 mL, 3°C produces 615 mL, and -3°C produces 710 mL.

http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptppolban-gdl-dindaainun-13355