Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
PENGENDALIAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU
PEMBUATAN RAMBUT PALSU (WIG) DI PT. NINA VENUS NDONESIA
JAMHUR ROSIDI (2007) | Skripsi | Teknik Industri , Teknik Industri
Bagikan
Ringkasan
PT. Nina Venus Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan
rambut palsu (wig), dalam menjalankan produksi berusaha untuk menepati janji
dalam memenuhi pesanan tepat pada waktunya. Tetapi dalam menangani kebutuhan
bahan baku perusahaan belum pakai metode hanya berdasarkan intuisi.
Penyediaan bahan baku pada perusahaan ini sesuai dengan order yang diterima
sehingga jumlah dan tingkat pemesanan tidak tentu. Pada periode-periode tertentu
persediaan bahan baku terlalu banyak (over stock) dan pada periode lainnya
kekurangan bahan baku (stock out) dibandingkan dengan permintaan yang ada.
Terlalu banyaknya jumlah persediaan bahan baku digudang akan menyebabkan
tingginya ongkos simpan, sedangkan kekurangan bahan baku menyebabkan
terganggunya kelancaran produksi yang berakibatkan terhambatnya pemenuhan
pesanan. Bahan baku yang diteliti hanya pada bahan baku utama saja yaitu syntetic
fiber ADV, RST, TYT, dan TV3, untuk bahan baku ini perusahaan mengalami
kesulitan dalam sistem pemesanannya karena berfokos pada satu supplier, jika
perusahaaan melakukan pemesanan dan di supplier kosong maka, perusahaan harus
melakukan pemesanan kembali (backorder).
Permasalah tersebut ditangani dengan mengusulkan metode pengendalian persediaan
bahan baku dengan menggunakan model persediaan EOQ backorder single item dan
EOI single item. Sebelum mengolah data pengendalian persediaan bahan baku,
pertama-tama mengagregatkan data permintaan sebagai sumber input untuk proses
peramalan untuk tahun yang akan datang. Peramalan yang terpilih berdasarkan nilai
MSE yang terkecil adalah metode Linear Regresi. Tahap berikutnya adalah mengolah
data hasil peramalan untuk dilanjutkan dengan proses disagregasi dengan
menggunakan Cut & Fit untuk mengetahui proforsi jumlah demand yang akan
diproduksi setiap item syntetic fiber. Metode EOQ Single Item memberikan suatu
keamanan karena adanya reoder point, sehingga perusahaan tidak perlu khawatir
akan kehabisan bahan baku ketika melakukan proses produksi. Sedangkan metode
EOI single item pada kondisi waktu tertentu, penggunaan interval waktu pemesanan
yang tetap bersifat lebih praktis. Misalnya, kebijakan supplier dapat meningkatkan
pemesanan pada interval waktu yang tetap.
Dari kedua metode persediaan yang dipakai pada penelitian ini, metode yang terpilih
adalah metode EOI single item keputusan yang diambil berdasarkan ongkos total
terkecil.
Ringkasan Alternatif
PT. Nina Venus Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan
rambut palsu (wig), dalam menjalankan produksi berusaha untuk menepati janji
dalam memenuhi pesanan tepat pada waktunya. Tetapi dalam menangani kebutuhan
bahan baku perusahaan belum pakai metode hanya berdasarkan intuisi.
Penyediaan bahan baku pada perusahaan ini sesuai dengan order yang diterima
sehingga jumlah dan tingkat pemesanan tidak tentu. Pada periode-periode tertentu
persediaan bahan baku terlalu banyak (over stock) dan pada periode lainnya
kekurangan bahan baku (stock out) dibandingkan dengan permintaan yang ada.
Terlalu banyaknya jumlah persediaan bahan baku digudang akan menyebabkan
tingginya ongkos simpan, sedangkan kekurangan bahan baku menyebabkan
terganggunya kelancaran produksi yang berakibatkan terhambatnya pemenuhan
pesanan. Bahan baku yang diteliti hanya pada bahan baku utama saja yaitu syntetic
fiber ADV, RST, TYT, dan TV3, untuk bahan baku ini perusahaan mengalami
kesulitan dalam sistem pemesanannya karena berfokos pada satu supplier, jika
perusahaaan melakukan pemesanan dan di supplier kosong maka, perusahaan harus
melakukan pemesanan kembali (backorder).
Permasalah tersebut ditangani dengan mengusulkan metode pengendalian persediaan
bahan baku dengan menggunakan model persediaan EOQ backorder single item dan
EOI single item. Sebelum mengolah data pengendalian persediaan bahan baku,
pertama-tama mengagregatkan data permintaan sebagai sumber input untuk proses
peramalan untuk tahun yang akan datang. Peramalan yang terpilih berdasarkan nilai
MSE yang terkecil adalah metode Linear Regresi. Tahap berikutnya adalah mengolah
data hasil peramalan untuk dilanjutkan dengan proses disagregasi dengan
menggunakan Cut & Fit untuk mengetahui proforsi jumlah demand yang akan
diproduksi setiap item syntetic fiber. Metode EOQ Single Item memberikan suatu
keamanan karena adanya reoder point, sehingga perusahaan tidak perlu khawatir
akan kehabisan bahan baku ketika melakukan proses produksi. Sedangkan metode
EOI single item pada kondisi waktu tertentu, penggunaan interval waktu pemesanan
yang tetap bersifat lebih praktis. Misalnya, kebijakan supplier dapat meningkatkan
pemesanan pada interval waktu yang tetap.
Dari kedua metode persediaan yang dipakai pada penelitian ini, metode yang terpilih
adalah metode EOI single item keputusan yang diambil berdasarkan ongkos total
terkecil.