Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Pengukuran Konsentrasi PM2,5 Dan PM10 Di Daerah Industri, Semi-Industri Dan Non-Industri (Studi Kasus Di Kabupaten Bandung)
Senia Firlania Novianti (2021) | Skripsi | -
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini mengkaji jumlah konsentrasi polusi udara partikulat (PM2,5 dan PM10) pada tiga daerah, yaitu: daerah industri, daerah semi industri dan daerah non industri. Wilayah Kabupaten Bandung dengan luas wilayah 1.767,96 km² dapat digolongkan menjadi tiga daerah tersebut. Dimana polusi tingkat tinggi terjadi di wilayah Kecamatan Banjaran yang tergolong daerah industri, polusi tingkat sedang terjadi di wilayah Kecamatan Cangkuang yang tergolong daerah semi industri dan polusi tingkat rendah terjadi di wilayah Kecamatan Soreang yang tergolong daerah non industri. Tingkatan polusi ini dipilih berdasarkan banyaknya pabrik, pepohonan dan sumber polusi lainnya yang berada di sekitar wilayah tersebut. Emisi partikel debu ke udara oleh pabrik-pabrik dalam proses produksi maupun transportasinya merupakan pencemaran terhadap lingkungan yang perlu diwaspadai, yang diperparah oleh meningkatnya kendaraan bermotor dan pabrik yang mengeluarkan buangan bahan-bahan pencemar lingkungan. Bahan-bahan pencemar ini bisa masuk ke dalam rumah melalui ventilasi maupun pintu yang terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran konsentrasi polusi udara partikulat serta hubungan dengan adanya ISPA pada ke-tiga daerah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengukuran langsung dan rancangan studi cross-sectional yang menggunakan systematic random sampling dengan jumlah sampel 167 orang untuk daerah industri, 103 orang untuk daerah semi industri dan 71 orang untuk daerah non industri. Hasil penelitian menunjukan bahwa daerah industri memiliki konsentrasi PM2,5 dan PM10 di luar ruangan yang melebihi baku mutu Indonesia. Sedangkan, daerah semi industri dan daerah non industri memiliki konsentrasi PM2,5 dan PM10 di luar ruangan yang tidak melebihi baku mutu Indonesia. Terdapat pula hubungan bermakna antara konsentrasi PM2,5 dan PM10 dengan kejadian ISPA pada daerah industri, daerah semi industri dan daerah non industri. Dimana orang yang tinggal di dalam rumah pada daerah industri dengan konsentrasi PM2,5 dan PM10 tidak memenuhi syarat beresiko 4,0 kali dan 3,8 kali untuk mengalami ISPA dibandingkan orang yang tinggal di dalam rumah dengan konsentrasi PM2,5 dan PM10 memenuhi syarat. Sedangkan, orang yang tinggal di dalam rumah pada daerah semi industri dengan konsentrasi PM2,5 dan PM10 tidak memenuhi syarat beresiko 2,9 kali dan 2,7 kali untuk mengalami ISPA dibandingkan orang yang tinggal di dalam rumah dengan konsentrasi PM2,5 dan PM10 memenuhi syarat. Namun, tidak ada hubungan signifikan antara konsentrasi PM2,5 dan PM10 dengan kejadian ISPA pada daerah non industri. Kata Kunci: Partikulat, ISPA, Wilayah Kecamatan Banjaran, Wilayah Kecamatan Cangkuang, Wilayah Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.
Ringkasan Alternatif
The study is assessing the amount of concentration of pollution of air particulate matter (PM2,5 and PM10) in three areas, namely: local industry, local semi-industrial and local non-industrial. Territory Kabupaten Bandung with wide area 1767.96 km² can be classified into three areas mentioned. Where high pollution levels occurred in the Kecamatan Banjaran are classified as areas of industrial, moderate pollution level occurred in the Kecamatan Cangkuang are classified as area semi-industrial and low pollution level occurred in the Kecamatan Soreang were classified as area non-industrial. Tiers pollution have been based on the number of factories, trees and sources of pollution more who are in the surrounding area such. Emissions of dust particles to the air by factories in the production and transportation processes are pollution of the environment that needs to be watched out , which is exacerbated by the increase in motor vehicles and factories that emit waste of environmental pollutants. Ingredients pollutant is able to enter into the house through vents or doors are open. The study is aimed to compare the results of the measurement of the concentration of pollution of air particulate matter as well as the relationship with the respiratory tract infections (ISPA) in all three areas mentioned. The method that is used in research this is the measurement of direct and design study of a cross-sectional that using systematic random sampling with the number of samples 167 to area industry, 103 people to the area semi-industrial and 71 for local non-industrial. Results of the study showed that local industry has a concentration of PM2,5 and PM10 in the outer space which exceeds standard quality Indonesia. Meanwhile, local semi-industrial and local non- industry has a concentration of PM2,5 and PM10 in the outer room which does not exceed the standard quality Indonesia. There is also a relationship significantly between the concentration of PM2,5 and PM10 with the incidence of acute respiratory infection in the area of industrial, area semi-industrial and local non-industrial. Where people who live in the house in the area of industry with the concentration of PM2,5 and PM10 does not meet the requirements risk 4.0 times and 3.8 times for the experience of ISPA than people who live in the house with the concentration of PM2,5 and PM10 meets the requirements. Meanwhile, people who live in the house in the area of semi-industrial with a concentration of PM2,5 and PM10 does not meet the requirements risk 2.9 times and 2.7 times for the experience of ISPA than those who stay in the house with PM2,5 and PM10 concentrations are eligible. Keywords: Particulate, ISPA, Kecamatan Banjaran, Kecamatan Cangkuang, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.
Sumber