Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
PENJADWALAN PADA SISTEM PRODUKSI JOB SHOP DENGAN KRITERIA DISPACHING RULES UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN PELAYANAN ORDER DI PT. MIL PRINT
ADIS SYAEFUR RAHMAN (2008) | Skripsi | Teknik Industri , Teknik Industri , Teknik Industri , Teknik Industri
Bagikan
Ringkasan
Salah satu dampak dari era globalisasi adalah semakin ketatnya persaingan yang
terjadi antar perusahaan. PT. Mil Print sebagai perusahaan yang bergerak dalam
industri manufaktur percetakan harus dapat bersaing untuk mempertahankan
eksistensinya. Ketidakteraturan penjadwalan job yang terjadi pada lantai produksi
PT. Mil Print menyebabkan rendahnya produktivitas karyawan, ini menyebabkan
banyaknya job yang mengalami keterlambatan dan tentunya ini sangat merugikan
bagi perusahaan. Setiap keterlambatan yang terjadi perusahaan dikenakan biaya
penalti, selain itu ada juga job yang selesai sebelum due datenya sehingga bisa
menimbulkan resiko kerusakan order yang telah dibuat.
Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan penjadwalan
produksi dengan tipe job shop. Penjadwalan produksi berarti proses pengalokasian
sumber-sumber untuk memilih sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu,
sedangkan job shop sendiri berarti penjadwalan yang menangani variasi produk
yang sangat banyak dengan pola aliran yang berbeda-beda melalui pusat-pusat
kerja. Dengan dilakukannya penjadwalan produksi job shop diharapkan dapat
membawa perubahan yang positif bagi perusahaan.
Penjadwalan produksi job shop bisa dilakukan dengan menggunakan Priority
Dispaching Rules dengan metode yang digunakan adalah Shortest Processing
Time (SPT), Longest Processing Time (LPT), Earliest Due Date (EDD), Earliest
Due Date With Hodgson Algoritm, Weight Shortest Processing Time (WSPT).
Dari kelima metode tersebut kemudian dipilih salah satu yang mempunyai kriteria
yang sesuai dengan tujuan utama perusahaan yaitu meminimasi keterlambatan
produk yang terjadi pada lantai produksi. Metode yang terpilih adalah Shortest
Processing Time (SPT) karena memiliki waktu rata-rata keterlambatan produk
yang terpendek yaitu 32,80 hari. Makespan yang terjadi adalah 153, maksimum
lateness yang terjadi adalah 101 hari, dengan sekuens yang terjadi adalah: 12 âÃâ¬Ãâ 4 âÃâ¬Ãâ
7 âÃâ¬Ãâ 1 âÃâ¬Ãâ 8 âÃâ¬Ãâ 9 âÃâ¬Ãâ 13 âÃâ¬Ãâ 10 âÃâ¬Ãâ 2 âÃâ¬Ãâ 15 âÃâ¬Ãâ 11 âÃâ¬Ãâ 6 âÃâ¬Ãâ 14 âÃâ¬Ãâ 5 âÃâ¬Ãâ 3.
Dari hasil analisis yang dilakukan didapatkan pokok permasalahan yang terjadi di
PT. Mil Print yaitu banyak terjadinya penumpukan pekerjaan atau job pada bagian
finishing yang terdapat pada workstation 3, ini menyebabkan banyak terjadinya
keterlambatan dan waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian order sangat lama.
Penumpukan job ini bisa diatasi dengan cara menambah banyaknya jumlah tenaga
kerja baik tenaga kerja tetap ataupun tenaga kerja tidak tetap, atau bisa juga
dengan membebankan pekerjaan kepada orang lain/perusahaan lain (melakukan
sub kontrak).
Ringkasan Alternatif
Salah satu dampak dari era globalisasi adalah semakin ketatnya persaingan yang
terjadi antar perusahaan. PT. Mil Print sebagai perusahaan yang bergerak dalam
industri manufaktur percetakan harus dapat bersaing untuk mempertahankan
eksistensinya. Ketidakteraturan penjadwalan job yang terjadi pada lantai produksi
PT. Mil Print menyebabkan rendahnya produktivitas karyawan, ini menyebabkan
banyaknya job yang mengalami keterlambatan dan tentunya ini sangat merugikan
bagi perusahaan. Setiap keterlambatan yang terjadi perusahaan dikenakan biaya
penalti, selain itu ada juga job yang selesai sebelum due datenya sehingga bisa
menimbulkan resiko kerusakan order yang telah dibuat.
Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan penjadwalan
produksi dengan tipe job shop. Penjadwalan produksi berarti proses pengalokasian
sumber-sumber untuk memilih sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu,
sedangkan job shop sendiri berarti penjadwalan yang menangani variasi produk
yang sangat banyak dengan pola aliran yang berbeda-beda melalui pusat-pusat
kerja. Dengan dilakukannya penjadwalan produksi job shop diharapkan dapat
membawa perubahan yang positif bagi perusahaan.
Penjadwalan produksi job shop bisa dilakukan dengan menggunakan Priority
Dispaching Rules dengan metode yang digunakan adalah Shortest Processing
Time (SPT), Longest Processing Time (LPT), Earliest Due Date (EDD), Earliest
Due Date With Hodgson Algoritm, Weight Shortest Processing Time (WSPT).
Dari kelima metode tersebut kemudian dipilih salah satu yang mempunyai kriteria
yang sesuai dengan tujuan utama perusahaan yaitu meminimasi keterlambatan
produk yang terjadi pada lantai produksi. Metode yang terpilih adalah Shortest
Processing Time (SPT) karena memiliki waktu rata-rata keterlambatan produk
yang terpendek yaitu 32,80 hari. Makespan yang terjadi adalah 153, maksimum
lateness yang terjadi adalah 101 hari, dengan sekuens yang terjadi adalah: 12 âÃâ¬Ãâ 4 âÃâ¬Ãâ
7 âÃâ¬Ãâ 1 âÃâ¬Ãâ 8 âÃâ¬Ãâ 9 âÃâ¬Ãâ 13 âÃâ¬Ãâ 10 âÃâ¬Ãâ 2 âÃâ¬Ãâ 15 âÃâ¬Ãâ 11 âÃâ¬Ãâ 6 âÃâ¬Ãâ 14 âÃâ¬Ãâ 5 âÃâ¬Ãâ 3.
Dari hasil analisis yang dilakukan didapatkan pokok permasalahan yang terjadi di
PT. Mil Print yaitu banyak terjadinya penumpukan pekerjaan atau job pada bagian
finishing yang terdapat pada workstation 3, ini menyebabkan banyak terjadinya
keterlambatan dan waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian order sangat lama.
Penumpukan job ini bisa diatasi dengan cara menambah banyaknya jumlah tenaga
kerja baik tenaga kerja tetap ataupun tenaga kerja tidak tetap, atau bisa juga
dengan membebankan pekerjaan kepada orang lain/perusahaan lain (melakukan
sub kontrak).