Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ALAT PEMBACA GOLONGAN DARAH
TAUFIK ISRA MI'RADJ (2007) | Skripsi | Teknik Komputer , Sistem Komputer , Teknik Komputer , Teknik Komputer , Teknik Komputer , Sistem Komputer , Sistem Komputer , Sistem Komputer
Bagikan
Ringkasan
Golongan darah dan rhesus seseorang dapat ditentukan melalui proses pengujian sel darah merah dengan antisera/serum, yaitu dengan melihat reaksi aglutinasi/non-aglutinasi dari sel darah merah tersebut. Tetapi pengujian dan pengamatan reaksi aglutinasi/non-aglutinasi harus dilakukan oleh orang yang berpengalaman. Keakuratan data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan masih mengandalkan kemampuan mata secara langsung, sementara mata sangat dipengaruhi oleh faktor kejenuhan atau kelelahan, sehingga cara ini kurang menguntungkan untuk pengujian sampel darah dalam jumlah yang banyak. Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka dirancanglah sebuah alat yang dapat membaca golongan darah dan rhesus secara elektronik. sehingga pembacaan tidak lagi mengandalkan mata secara langsung dan memudahkan pengujian sampel darah dalam jumlah yang banyak. Alat ini terdiri dari sensor cahaya, yang dibangun dari LED (light emitting diode) dan LDR (light dependent resistor). Pengkondisi sinyal, yang terdiri dari penguat Op-Amp dan komparator. Mikrokontroler sebagai pengolah data, dan 7-segment sebagai peraga (display). Pengujian golongan darah pada alat ini menggunakan Sistem ABO dan untuk menentukan rhesus digunakan Sistem Rhesus. Dimana sensor dari alat ini akan mendeteksi terjadinya reaksi aglutinasi/non-aglutinasi dari sampel darah yang diuji dengan antisera/serum (anti-A, anti-B dan anti-D). Selanjutnya data dari sensor akan dikondisikan melalui penguat op-amp dan komparator yang kemudian diolah oleh mikrokontroler dan hasilnya akan ditampilkan ke 7-segment. Hasil pengujian dari 20 sampel darah yang diuji menunjukkan bahwa alat mengalami kegagalan pembacaan golongan darah dan rhesus hanya 10%.
Ringkasan Alternatif
Golongan darah dan rhesus seseorang dapat ditentukan melalui proses pengujian sel darah merah dengan antisera/serum, yaitu dengan melihat reaksi aglutinasi/non-aglutinasi dari sel darah merah tersebut. Tetapi pengujian dan pengamatan reaksi aglutinasi/non-aglutinasi harus dilakukan oleh orang yang berpengalaman. Keakuratan data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan masih mengandalkan kemampuan mata secara langsung, sementara mata sangat dipengaruhi oleh faktor kejenuhan atau kelelahan, sehingga cara ini kurang menguntungkan untuk pengujian sampel darah dalam jumlah yang banyak. Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka dirancanglah sebuah alat yang dapat membaca golongan darah dan rhesus secara elektronik. sehingga pembacaan tidak lagi mengandalkan mata secara langsung dan memudahkan pengujian sampel darah dalam jumlah yang banyak. Alat ini terdiri dari sensor cahaya, yang dibangun dari LED (light emitting diode) dan LDR (light dependent resistor). Pengkondisi sinyal, yang terdiri dari penguat Op-Amp dan komparator. Mikrokontroler sebagai pengolah data, dan 7-segment sebagai peraga (display). Pengujian golongan darah pada alat ini menggunakan Sistem ABO dan untuk menentukan rhesus digunakan Sistem Rhesus. Dimana sensor dari alat ini akan mendeteksi terjadinya reaksi aglutinasi/non-aglutinasi dari sampel darah yang diuji dengan antisera/serum (anti-A, anti-B dan anti-D). Selanjutnya data dari sensor akan dikondisikan melalui penguat op-amp dan komparator yang kemudian diolah oleh mikrokontroler dan hasilnya akan ditampilkan ke 7-segment. Hasil pengujian dari 20 sampel darah yang diuji menunjukkan bahwa alat mengalami kegagalan pembacaan golongan darah dan rhesus hanya 10%.
Sumber