Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Perancangan Informasi Eksistensi Kuda Lumping Melalui Media Buku Cerita Bergambar
Eva Fatimah NIM. (2017) | Skripsi | Desain Komunikasi Visual , Desain Komunikasi Visual , Desain Komunikasi Visual
Bagikan
Ringkasan
Menurunya kuda lumping di kota Bandung menyebabkan kurangnya pemahaman makna tradisional oleh masyarakat. Kuda lumping mengalami perubahan makna oleh masyarakat kota Bandung. Awalnya kuda lumping sering dipertunjukkan dan menjadi hal yang penting bagi masyarakat, kini kurang dipertahankan karena sudah tercampur dengan terbentuknya kebudayaan baru. Kebudayaan daerah merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan. Masyarakat akan merasa jenuh apabila mereka harus tertarik pada budaya yang kurang beragam, maka diperlukan peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kesenian untuk mengingatkan dan membangun bidang seni kuda lumping. Hasil peneliti menunjukkan bahwa kuda lumping sebagai kesenian budaya yang memperlihatkan nilai seni dan perlu dipertahankan di Kota Bandung dengan harapan terhadap kesadaran masyarakat akan mengenal budayanya sendiri agar terus berkembang. Upaya untuk menunjukkan keberadaan kuda lumping adalah menghidupkan diri mulai dengan cara memperdulikan, mempertahankan, dan mengembangkan seni kuda lumping. Mengkaji permasalahan pada perancangan informasi eksistensi kuda lumping melalui buku cerita bergambar menggunakan teknik pendekatan yang ringan yang telah dianalisis terhadap pengetahuan masyarakat mengenai kesenian Kuda Lumping.
Ringkasan Alternatif
The decline of performance of kuda lumping in Bandung, due to the lack of understanding about its meaning traditionally. The changing meaning by the society placed kuda lumping in less popular position. Since it has been mixed with the establishment of the new culture. Local culture is one of the most important things in life. Citizen will feel saturated when the cultured interest is less diverse, then the need for appreciation to traditional art as a reminder and building that art of kuda lumping. The result shows that kuda lumping as a cultural art, represent value and should be maintained in Bandung, with hope that public awareness about the knowledge could be developed continually. Attempts to demonstrate the existence of kuda lumping is turned themselves start with how to care for, maintain, and develop the art of kuda lumping. To examine the problems in designing information about the existence of kuda lumping through picture story books using a lightweight approach that has been analyzed to the knowledge of the citizen about the art of Kuda Lumping.