Ponorogo merupakan salah satu kota yang terdapat dijawa timur. Kota tersebut merupakan kota lahirnya sebuah kesenian daerah, yaitu Reyog Ponorogo. Kesenian Reyog Ponorogo merupakan sebuah kesenian yang sudah dipentaskan kurang lebih 500 tahun yang lalu. Kota Ponorogo sangat identik dengan Reyog, bahkan Kesenian Reyog Ponorogo sudah mulai masuk dalam kurikulum disekolah. Bahkan masih banyak warga yang mengandalkan Kesenian Reyog Ponorogo sebagai mata pencaharian. Mulai dari sebagai pelaku kesenian tersebut, hingga pengrajin topeng-topeng yang biasa dipakai pada Kesenian Reyog Ponorogo. Selain kesenian khas dari Ponorogo, Reyog juga merupakan salah satu kesenian yang membanggakan yang dimiliki oleh Indonesia. Sedikit berbeda, sekarang ini pelestari Kesenian Reyog Ponorogo semakin berkurang. Pementasannya pun semakin jarang, hanya diacara-acara tertentu saja pementasan Reyog bisa disaksikan. Dalam beberapa penelitian yang dilakukan, pengetahuan masyarakat terhadap nilai-nilai yang ada dalam setiap karakter juga semakin berkurang. Hal tersebut terjadi karena dalam setiap pementasan sangat jarang dijelaskan makna ataupun filosofi yang terdapat pada setiap karakter. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah pembukuan informasi mengenai filosofi karakter-karakter yang ada dalam pementasan Kesenian Reyog Ponorogo. Pembuatan buku ilustrasi diharapkan dapat membantu menambah pengetauhan masyarakat tentang filosofi yang ada dalam kesenian Reyog Ponorogo.

Ponorogo is one of the cities in East Java. This city is the birthplace of a local art, namely Reyog Ponorogo. Art Reyog Ponorogo is an art that has been staged about 500 years ago. Ponorogo City is identical to Reyog, even the art of Reyog Ponorogo has started to enter in the curriculum at school. Even many people who rely on Reyog Ponorogo as a livelihood. Starting from as artist to craftsman mask commonly used in Reyog Ponorogo Art. In addition to typical arts from Ponorogo, Reyog is also one of the pride of art owned by Indonesia. Slightly different, now preserver Reyog Ponorogo Arts is declining. Performance is even more rare, only on certain occasions Reyog staging can be witnessed. In several studies conducted, people's knowledge of the values that exist in each character is also diminishing. This happens because in every staging is very rarely explained the meaning or philosophy contained in each character. Therefore need to do step bookkeeping information about philosophy of character that exist in staging of art Reyog Ponorogo. Making this illustration book is expected to help increase public knowledge about the philosophy that existed in the art of Reyog Ponorogo.

https://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-alfianegyh-39350