Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Perancangan Informasi Masyarakat Adat Suku Sasak Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Lombok Utara Melalui Media Film Dokumenter
Hadi Hermawan NIM. (2017) | Skripsi | Desain Komunikasi Visual , Desain Komunikasi Visual , Desain Komunikasi Visual
Bagikan
Ringkasan
Masyarakat adat Bayan merupakan masyarakat tradisional suku Sasak di Lombok Utara yang memiliki komunitas adat dimana mereka hidup dengan memegang teguh fondasi adat dan juga kebudayaannya. Sebagian besar suku Sasak beragama Islam, uniknya pada sebagian kecil masyarakat suku Sasak terdapat praktik kebudayaan yang sering disalah pahami sebagai praktik agama, yaitu Wetu Telu. Kebudayaan dan falsafah hidup Wetu Telu ini seringkali disalah pahami sebagai bagian lain daripada agama Islam, sehingga hal ini menciptakan konflik social bagi mereka yang masih menjalankan dan berupaya melestarikan kebudayaan ini. Tujuan dari perancangan informasi ini untuk memberikan pengetahuan seputar kebudayaan lokal yang ada di pulau Lombok, terutama tentang falsafah adat mereka Wetu Telu di desa adat Bayan Lombok Utara. Dengan mengetahui fakta - fakta tersebut nantinya diharapkan masyarakat tidak lagi terjebak akan stigma yang salah akan informasi tentang masyarakat adat Bayan .
Ringkasan Alternatif
The indigenous people of Bayan are traditional Sasak people in North Lombok who have indigenous communities where they live by holding firm to their customary foundations as well as their culture. Most Sasak tribes are Moslems, uniquely there is a small part of Sasak communities that practiced a cultural things that are often misunderstood as religious practices, namely Wetu Telu. The culture and philosophy of Wetu Telu's life is often misunderstood as another part of Islam, so it creates social conflict for those who still live and seek to preserve this culture. The purpose of this design of information is to provide knowledge about the local culture on the island of Lombok, especially about their customary philosophy Wetu Telu of the indigenous village Bayan in North Lombok. By providing these facts, it is hoped that the community will no longer be trapped in the wrong stigma of information about indigenous people of Bayan.