Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Perancangan Inlet Scramjet Engine Menggunakan CFD Numeca dan Solidworks
Iman Abdul Lathip (2020) | Tugas Akhir | -
Bagikan
Ringkasan
Umumnya inlet Scramjet hanya dapat melakukan starting pada aliran hypersonic sebesar 5.00 Mach, dan untuk mencapai kecepatan tersebut biasanya digunakan turbojet yang bisa mendorong dengan kecepatan 3.00-4.00 mach untuk menghidupkan ramjet, yang nantinya ramjet ini akan mendorong scramjet dengan kecepatan sebesar 5.00 mach, sehingga scramjet dapat beroperasi dengan sendirinya. Selain hal tersebut, inlet Scramjet juga harus bisa memasok kualitas udara supersonic yang dapat memberikan efisiensi pembakaran yang optimal pada ruang bakar dengan range speed operasi yang lebih besar dari 3.00 Mach dari Mach number awal. Jika starting inlet pada scramjet ini dapat dikurangi menjadi 4.00 atau kurang dari 4.00 mach, maka satu sistem propulsi yaitu ramjet dapat dihilangkan karena kebutuhan starting sudah bisa dicukupi oleh turbojet, dan jika range speed inlet ini dapat dinaikan menjadi > 3.00 Mach dari Mach number awal, maka scramjet ini akan menjadi lebih efisien jika digunakan. Untuk itu maka diperlukan perancangan inlet yang bisa melakukan starting mach number pada kecepatan kurang dari 4.00 Mach dengan range speed lebih besar dari 3 Mach serta memberikan kualitas udara supersonic yang dibutuhkan oleh ruang bakar supaya terjadi pembakaran yang optimal. Perancangan dilakukan dengan menggunakan software SOLIDWORKS, dan analisisnya menggunakan CFD NUMECA dengan pendekatan 2-Dimensional Flow. Sehingga nantinya akan diperoleh geometri inlet yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Ringkasan Alternatif
Generally a Scramjet inlet can only start at a hypersonic flow of 5.00 Mach, and to achieve that speed, turbojet is usually used to push with a speed of 3.00-4.00 mach to start the ramjet, then the ramjet will push the scramjet with a speed of 5.00 mach, so the scramjet can operate by itself. In addition to this, the Scramjet inlet must also be able to supply supersonic air quality that can provide optimal combustion efficiency in the combustion chamber with an operating speed range greater than 3.00 Mach from the initial Mach number. If the starting inlet on this scramjet can be reduced to 4.00 or less than 4.00 mach, one propulsion system namely ramjet can be eliminated, because the starting needs can already be fulfilled by the turbojet, and if the range speed of this inlet can be increased to> 3.00 Mach from the initial Mach number, the scramjet will be more efficient if used. For this reason, it is necessary to design an inlet that can do a starting mach number at speeds of less than 4.00 Mach with a range speed greater than 3 Mach and provide supersonic air quality required by the combustion chamber for optimal combustion to occur. The design is done using SOLIDWORKS software, and the analysis uses NUMECA CFD with 2-Dimensional Flow approach. So that the inlet geometry will be obtained in accordance with the desired specifications.