Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH
JEFFREY TOGAR SITORIUS (2009) | Tugas Akhir | Desain Komunikasi Visual , Desain Komunikasi Visual , Desain Komunikasi Visual
Bagikan
Ringkasan
Latar belakang masalah yang dihadapi oleh petani khususnya petani
jamur saat ini adalah biaya usaha tani yang rata-rata semuanya naik, mulai
dari alat-alat, pupuk, obat-obatan dan sewa lahan. Belum lagi yang dihadapi
oleh petani jamur saat ini adalah, hama, cuaca yang tidak menentu, belum
lagi dengan harga jual yang tidak menentu yang terkadang harga jualnya
tidak sesuai dengan yang mereka harapkan, bahkan jauh dengan modal
yang telah mereka keluarkan dan tidak menutup kemungkinan para petani
khususnya petani jamur mengalami kerugian yang banyak sekali, mulai dari
biaya, tenaga, pikiran dan waktu.
Contoh petani jamur kuping misalnya, saat ini belum adanya standar kualitas
baku jamur kuping kering yang dipasarkan di Indonesia. Hal ini
menyebabkan harga beli dari petani / pembudidaya menjadi rendah
sementara pembeli merasa harga yang mereka bayarkan kepada broker /
pengepul terlalu mahal dibandingkan kualitasnya. Masalah yang mengganjal
para petani jamur pada umumnya adalah pengembangan tempat usaha
karena membutuhkan uang untuk sewa lahan. Pemasaran lokal saja
dirasakan tak cukup lagi dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, dimana
harga-harga terus melambung. Masalahnya di Indonesia banyak penjual bibit
yang tidak jujur, bibit turunan F4 (bibit yang kurang bagus) dikatakan F1 (bibit
yang bagus) misalnya sehingga merugikan petani jamur dari berbagai
daerah di Indonesia. Namun petani jamur di Indonesia menghadapi kendala
pendanaan karena pihak perbankan selalu meminta agunan pinjaman. Masih
banyak petani jamur yang tidak melakukan analisis usaha tani dalam
melakukan usaha taninya. Kerjasama dalam kelompok dan antar kelompok
petani jamur masih kurang. Kurang berkembangnya home-industry (industri
rumahan / berwirausaha,
Ringkasan Alternatif
Latar belakang masalah yang dihadapi oleh petani khususnya petani
jamur saat ini adalah biaya usaha tani yang rata-rata semuanya naik, mulai
dari alat-alat, pupuk, obat-obatan dan sewa lahan. Belum lagi yang dihadapi
oleh petani jamur saat ini adalah, hama, cuaca yang tidak menentu, belum
lagi dengan harga jual yang tidak menentu yang terkadang harga jualnya
tidak sesuai dengan yang mereka harapkan, bahkan jauh dengan modal
yang telah mereka keluarkan dan tidak menutup kemungkinan para petani
khususnya petani jamur mengalami kerugian yang banyak sekali, mulai dari
biaya, tenaga, pikiran dan waktu.
Contoh petani jamur kuping misalnya, saat ini belum adanya standar kualitas
baku jamur kuping kering yang dipasarkan di Indonesia. Hal ini
menyebabkan harga beli dari petani / pembudidaya menjadi rendah
sementara pembeli merasa harga yang mereka bayarkan kepada broker /
pengepul terlalu mahal dibandingkan kualitasnya. Masalah yang mengganjal
para petani jamur pada umumnya adalah pengembangan tempat usaha
karena membutuhkan uang untuk sewa lahan. Pemasaran lokal saja
dirasakan tak cukup lagi dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, dimana
harga-harga terus melambung. Masalahnya di Indonesia banyak penjual bibit
yang tidak jujur, bibit turunan F4 (bibit yang kurang bagus) dikatakan F1 (bibit
yang bagus) misalnya sehingga merugikan petani jamur dari berbagai
daerah di Indonesia. Namun petani jamur di Indonesia menghadapi kendala
pendanaan karena pihak perbankan selalu meminta agunan pinjaman. Masih
banyak petani jamur yang tidak melakukan analisis usaha tani dalam
melakukan usaha taninya. Kerjasama dalam kelompok dan antar kelompok
petani jamur masih kurang. Kurang berkembangnya home-industry (industri
rumahan / berwirausaha,