Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Perancangan Penanganan Pemeliharaan Struktur Perkerasan Ruas Jalan Tol Purbaleunyi Berdasarkan Data Falling Weight Deflectometer
Nachli Alfarizi (2018) | Skripsi | Teknik Sipil
Bagikan
Ringkasan
Pembangunan jalan tol bertujuan untuk memberikan tingkat keamanan dan kenyamanan yang lebih baik serta waktu perjalanan yang lebih cepat dibandingan dengan jalan bukan tol selama umur rencananya. Disisi lain struktur perkerasan akan mengalami penurunan tingkat pelayanannya akibat beban lalu lintas dan faktor alam lainnya. Untuk mempertahankan tingkat pelayanan yang dipersyaratkan selama umur rencananya, maka struktur perkerasan tersebut harus mendapatkan pemeliharaan. Studi ini bertujuan untuk mengembangkan skema penanganan pemeliharaan struktur perkerasan komposit pada jalan Tol Purbaleunyi ruas Purwakarta-Padalarang STA. 100+000 âÃâ¬Ãâ STA. 108+600. Skema penanganan pemeliharaan didasarkan kepada data lendutan, jenis kerusakan dan ketidakrataan permukaan. Data lendutan digunakan untuk menentukan kinerja struktural perkerasan yang dinyatakan oleh parameter Structural Condition Index (SCI). Metode The Wimsatt Formula (TWF) dan Two-Third Rule (TTR) digunakan untuk menentukan besarnya nilai SCI tersebut. Sedangkan data jenis kerusakan dan ketidakrataan permukaan digunakan untuk menentukan kinerja fungsional perkerasan masing-masing diwakili oleh parameter Surface Distress Index (SDI) dan International Roughness Index (IRI). Hasil skema perancangan pada tahun 2015 berdasarkan metoda TWF dan TTR untuk periode analisis 10 tahun berturut-turut memperlihatkan bahwa sebanyak 4 dan 8 segmen memerlukan pelapisan tambah. Sedangkan skema perancangan berdasarkan kinerja fungsional menghasilkan 11 segmen hanya memerlukan pemeliharaan rutin. Perbandingan skema pemeliharaan yang dikembangkan dalam studi ini dengan skema pemeliharaan yang dirancang oleh PT. Jasa Marga, untuk umur desain 5 dan 10 tahun, memperlihatkan bahwa metode TWF menghasilkan pelapisan tambah yang lebih tipis dari pada hasil perhitungan PT. Jasa Marga. Namun demikian metode TTR menghasilkan pelapisan tambah yang lebih tebal. Lebih lanjut berdasarkan kebutuhan biaya pemeliharaan, metode TTR membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan metode TWF, dan pada tahun-tahun tertentu kedua metode tersebut memerlukan biaya yang lebih besar atau lebih kecil dari rencana pembiayaan yang diberikan oleh PT. Jasa Marga. Kata Kunci: Lendutan, International Roughness Index, Structural Condition
Index, Surface Distrees Index.
Ringkasan Alternatif
The aims of a Toll road construction is provide a better level of safety and comfort as well as shorter travel times compared to non-toll roads over the design life. On the other side the pavement structure will decrease level of serviceability due to traffic load and other environment factors. To maintain the required level of serviceability over the design life, the pavement structure must be maintained. This study aims to develop a scheme of composite pavement structures maintenance management on the Purbaleunyi toll road, Purwakarta-Padalarang section, STA. 100 + 000 - STA. 108 + 600. The maintenance management scheme is based on deflection, distress types and surface roughness data. The deflection data is used to determine the pavement structural performance expressed by the Structural Condition Index (SCI) parameter. The Wimsatt Formula (TWF) and Two-Third Rule (TTR) methods are used to determine the value of the SCI. While data of the distress types and surface roughness are used to determine the functional performance of the pavement represented by parameter of Surface Distress Index (SDI) and International Roughness Index (IRI) respectively. The results of the design scheme in 2015 based on the TWF and TTR method for 10 years analysis show that 4 and 8 segments need an overlay respectively. While the scheme based on functional performance scheme produces 11 segments require only routine maintenance. A comparison of the maintenance schemes developed in this study with a maintenance scheme designed by PT. Jasa Marga, for the design life of 5 and 10 years, shows that the TWF method produces thinner overlay than the PT. Jasa Marga. However, the TTR method produces a thicker overlay. Furthermore, based on the maintenance require costs, the TTR method requires a greater cost than the TWF method, and in several years both methods show greater or less require cost than the financing plan provided by PT. Jasa Marga. Keywords: Deflection, International Roughness Index, Structural Condition
Index, Surface Distrees Index.