Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Perancangan Sistem Konservasi Air Tanah Melalui Pengelolaan Air Limbah Pada Gedung Pasar Sarijadi, Kota Bandung
Hermanto Warlos Situmorang (2018) | Skripsi | Teknik Sipil
Bagikan
Ringkasan
Pemerintah Kota Bandung merenovasi gedung pasar yang berkonsepkan pasar SAE (Sehat, Aman, Endah). Pasar ini dibangun diatas lahan kurang lebih 4000 m2 dan disiapkan untuk menampung 160 ruang pedagang. Untuk mengantisipasi kekurangan air dan melestarikan cadangan air tanah jangka panjang, maka diperlukan konservasi air tanah menggunakan air sumur resapan. Proses perhitungan debit air kotor memakai standar rencana tata ruang wilayah Kota Bandung 2011-2031. Debit air hujan dihitung berdasarkan intensitas curah hujan metoda Log Person III. Metoda perhitungan jumlah sumur resapan menggunakan persamaan sunjoto, bentuk, syarat dan bahan material mengacu pada SNI 03- 2453-2002. Untuk melengkapi perancangan tersebut diperlukan penentuan jaringan pipa yang disertai dengan gambar detail, potongan dan tampak. Dari hasil perhitungan didapat debit air buangan yang berasal dari Sink, Wastafel, dan Jet shower sebesar 0,02 m3/detik atau sama dengan 57,6 m3/hari dan debit air hujan sebesar 0,0733 m3/detik atau sama dengan 527,823 m3/hari. Karena keterbatasan lahan dan penyesuaian syarat perletakan sumur resapan, didapat sejumlah 9 buah (29%) dari debit air kotor dan 77 buah (31%) dari debit air hujan. Desain sumur resapan yang dirancang berdiameter 0,8 meter, dengan kedalaman 3 meter. Material sumur resapan menggunakan material buis beton pracetak yang dijual di pasaran. Dalam hal teknis perlu dilakukan treatment terhadap air kotor sebelum dialirkan menuju sumur resapan agar tidak mencemari tanah, sedangkan pada jaringan pipa air hujan perlu dibuat bak control sebelum dialirkan menuju sumur resapan. Rencana anggaran biaya untuk perancangan konservasi air tanah melalui air limbah didapat senilai 160 juta rupiah. Kata Kunci: Air kotor, air hujan, konservasi, debit, sumur resapan.
Ringkasan Alternatif
Bandung City Government renovating market building conceptualize the market SAE (Sehat, Aman, Endah). This market is built on a land of approximately 4000 m2 and is prepared to accommodate 160 merchants space. To anticipate water shortages and conserve long-term groundwater reserves, soil water conservation is needed using water from infiltration well. The process of calculating the sink water discharge using the standard spatial plan of Bandung 2011-2031. The rainwater discharge is calculated based on the intensity of the rainfall method of Log Person III. The method of calculating the number of infiltration wells using the sunjoto equation, form, terms and materials refer to SNI 03- 2453-2002. To complete the design, it is necessary to determine the pipeline network accompanied by detailed drawings, cuts and looks. From the calculation results obtained the discharge water discharge from Sink, Wastafel, and Jet Shower equal to 0,02 m3 / sec or equal to 57,6 m3 / day and rain water discharge equal to 0,0733 m3 / sec or equal to 527,823 m3 / day. Due to land constraints and the adjustment of the infiltration well requirements, there were 9 (29%) of the gross discharge and 77 (31%) of the rainwater discharge. Design of recharge wells designed with a diameter of 0.8 meters with a depth of 3 meters. Infiltration well material using precast concrete buis material sold in the market. In technical terms, it is necessary to treat the dirty water before it is channeled to the infiltration well so as not to contaminate the soil, whereas in the rain water pipe network it is necessary to make the tub control before it is channeled into the infiltration well. Cost planing for the design of groundwater conservation through waste water is worth 160 million rupiah. Keywords: sink water, rain water, conservation, debit, infiltration well.