Saat ini PT. Pindad Persero khususnya pada divisi Mesin Industri (MI) tindakan perawatan yang dilakukan bersifat scheduled maintenance dan korektif maintenance,dari tindakan tersebut terdapat faktor yang menyebabkan program tidak berjalan dengan lancar yang mengakibatkan mesin-mesin produksi memiliki nilai availability dibawah dari Indikator Standar Proses (ISP) yaitu sebebasar 95%, agar tindakan tersebut optimal dan untuk mengatasi kelemahan dari sistem perawatan yang ada diperlukansuatupendekatan baru yang berpengaruh terhadap kehandalan mesin, salah satu pendekatan yang bisa dilakukan yaitu mengunakan metoda Reliability Centered Maintenance (RCM), dengan pendekatan ini program perawatan agar aset terus menerus mencapai kemampuan dasarnya. Analisis yang digunakandalam pendekatan ini menggunakan Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA). Dari analisis yang dilakukan ditemukan lima mesin yang memiliki nilai availability dibawah 95%, rata-rata nilai MTTR ke lima mesin tersebut 87,15 Jam, nilai MTBF nya 845,49 Jam dan rata-rata nilai reliability dari ke lima mesin tersebut 24,35 %. Penentuan FTA ke lima mesin tersebut diklasifikasikan kedalam mesin bubut konvesional, mesin bubut (NC), dan mesin frais/milling (NC) dimana permasalahan utama kerusakan yaitu yang berpengaruh terhadap performa mesin. RangeRPN yang didapat pada saat penentuan FMEA untuk mesin yang diteliti yaitu 24-128, penentuan konsekuensi kegagalan yang diambil terhadap setiap komponen memiliki konsekuensi secara operasional, lalu 62 komponen memiliki kegagalan secara tersembunyi dan 8 komponen memiliki kegagalan terhadap keselamatan, tindakan RCM yang dilakukan untuk mesin yang diteliti terdapat 30 komponen menggunakan failure finding, 33 komponen menggunakan condition directed, 9 komponen menggunakan time directed life renewal, 14 komponen menggunakan lubrication.

Nowadays the acts of maintenance in PT. Pindad Persero especially in Mesin Industri (MI) division is scheduled maintenance and corrective maintenance. From those act, there are some factors which make the program doesn’t work well and effected to production machines which have availability value under IndicatorStandardProcess (ISP) that is about 95%. A new method that influences the reliability is needed in order the programs can run optimally and the weaknesses of the maintenance system can be overcome. One of the methods can be used is Reliability Centered Maintenance (RCM). By using this method, the maintenance program is showed to guarantee that the assets continuously reach their basic capability. The analysis used in this method is Fault Tree Analysis (FTA) and Failure Modes and Effect Analysis (FMEA). Based on its analysis, five understandard machines were found. Their availability values are under 95%. Their average MTTR figure is on 87,15 hours, 845,49 hours for the figure on MTBF while their average reliability value is 24.35%. The FTA determination for those five machines is classified in conventional lathe, lathe (NC), and milling (NC) where the main damage effects on the machine performance. The range RPN found in the investigated machine when determination of the FMEA was conducted is 24-128. The determination of failure consequences that taken is every component has an operational consequence, then 62 components have hidden failure and eight components have safety failure. The RCM act conducted for the investigated machine resulted on 30 components using failure finding, 33 components using condition directed, 9 components using time directed life renewal and 14 components using lubrication.

http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptppolban-gdl-tonyirawan-6946