Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Perbandingan Algoritma Reverse Colussi Dengan Algoritma Zhu Takaoka Dalam Pencocokan String
Alinda NIM. (2016) | Skripsi | Teknik Informatika
Bagikan
Ringkasan
Algoritma Boyer Moore merupakan algoritma yang paling efisien menurut jurnal ÃâPerbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan StringÃâ oleh Hary Fernando dan memiliki akurasi 100% menurut Kristanto, Rachmat dan Gunawan pada jurnal ÃâImplementasi Algoritma Boyer Moore pada Permainan Word PuzzleÃâ pada kasus pencocokan string. Meskipun algoritma Boyer Moore dikatakan paling efisien, namun algoritma tersebut masih memiliki kekurangan. Sehingga muncul beberapa pengembangan dari algoritma tersebut, dua diantaranya adalah algoritma Reverse Colussi dan Zhu Takaoka. Berdasarkan jurnal ÃâPencocokan String dengan Algoritma Reverse ColussiÃâ oleh Haryadi, menyatakan bahwa Algoritma Reverse Colussi menghasilkan jumlah perbandingan tiap karakter yang lebih sedikit dari pada algoritma Boyer-Moore, Knuth-Morris-Pratt, Dan Colussi. Sedangkan berdasarkan jurnal ÃâPerbandingan Waktu Proses Pencarian Data antara Algoritma Raita dengan Algoritma Zhu TakaokaÃâ oleh Handoyo, menyatakan bahwa Algoritma Zhu Takaoka lebih cepat dalam pencarian kata dan kalimat dibandingkan dengan algoritma Raita. Untuk mengetahui algoritma pengembangan dari Boyer Moore yang lebih baik, maka dilakukan Perbandingan algoritma. Perbandingan Algoritma merupakan proses membandingkan parameter-parameter dua algoritma atau lebih untuk mengetahui tingkat akurasi dan waktu yang digunakan oleh algoritma Reverse Colussi dan Zhu Takaoka. Karakteristik tulisan bahasa sunda dapat menunjukan kelebihan dari kedua algoritma tersebut maka data yang akan digunakan untuk pengujian akan menggunakan data sinopsis buku berbahasa sunda yang di ambil dari Rumah Baca Buku Sunda. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan hasil perbandingan algoritma Reverse Colussi dengan Algoritma Zhu Takaoka melalui perbandingan akurasi dan waktu yang digunakan, dan menyatakan bahwa kedua algoritma memiliki tingkat akurasi sebanyak 100%, kemudian Algoritma Reverse Colussi membutuhkan waktu rata-rata preprocessing selama 15.08 ms dan waktu rata-rata pencocokan pattern selama 0.13 ms sedangkan Algoritma Zhu Takaoka membutuhkan waktu rata-rata preprocessing selama 5.43 ms dan waktu rata-rata pencocokan pattern selama 0.05 ms. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari kedua algoritma pengembangan Boyer Moore, algoritma Zhu Takaoka lebih cepat pada proses pencocokan string.
Ringkasan Alternatif
According to the journal ÃâPerbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan StringÃâ of Harry Fernando, Boyer Moore algorithm is the most efficient algorithm. Also, based on the journal ÃâImplementasi Algoritma Boyer Moore pada Permainan Word PuzzleÃâ of Kristanto, Rachmat and Gunawan, Boyer Moore algorithm has 100% accuracy in string matching matters. Nevertheless, this algorithm still has some weaknesses. Therefore, it was developed and was resulted some improved algorithms such as Reverse Colussi and Zhu Takaoka. Based on the journal ÃâPencocokan String dengan Algoritma Reverse ColussiÃâ of Haryadi, Reverse Colussi algorithm produces less total rate of each letter than Boyer-Moore, Knuth-Morris-Pratt and Colussi algorithms do. In addition, according to the journal ÃâPerbandingan Waktu Proses Pencarian Data antara Algoritma Raita dengan Algoritma Zhu TakaokaÃâ of Handoyo, Zhu Takaoka algorithm is faster than Raita algorithm in string matching process. Therefore, the analysis of algorithm comparison between Reverse Colussi and Zhu Takaoka algorithms was conducted to examine which algorithm is better. Algorithm comparison is a comparison between two or more algorithms by comparing the parameters being examined to find out which algorithm is more optimal based on types of algorithms and data used. The characteristics of Sundanese words can show the strengths of those two algorithms; therefore, the data used for examining the algorithms were the synopsis of some Sundanese books which were collected from Rumah Baca Buku Sunda. The results shows that level of accuracy of the two algorithms is 100%, and in average, Reverse Colussi algorithm needs 15.08 ms for preprocessing and 0.13 ms for string matching process, whereas Zhu Takaoka algorithm needs 5.43 ms for preprocessing and 0.05 ms for string matching. Thus, it can be concluded that from those two developed algorithms, Zhu Takaoka algorithm is faster than Reverse Colussi algorithm in string matching process.