Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Perbandingan Antara Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Activity Based Costing Dan Metode Tradisional Dalam Meningkatkan Keakuratan (Studi Kasus pada CV. Eka Jaya Mandiri Bandung)
Riris Riyadi (2020) | Skripsi | Akuntansi
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan penentuan harga pokok produksi menggunakan metode activity based costing dan metode tradisional dalam meningkatkan keakuratan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk jenis datanya merupakan data subjek dan data dokumenter sedangkan sumber datanya data primer dan data sekunder. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Harga pokok produksi dengan metode tradisional diperoleh hasil untuk Rompi Rajut Wool adalah sebesar Rp.26.307,71, untuk Sweater Polos sebesar Rp.22.557,71, untuk Catton Oblong sebesar Rp.42.974,38, untuk Rompi Catton sebesar Rp.42.974,38 dan terakhir untuk Cardigan sebesar Rp.22.557,71. Harga pokok produksi menggunakan activity based costing system diperoleh hasil harga pokok produksi untuk Rompi Rajut Wool adalah sebesar Rp.31.481,1, untuk Sweater Polos sebesar Rp.21.045,65, untuk Catton Oblong sebesar Rp.46.681,95, untuk Rompi Catton sebesar Rp.43.648,36, dan untuk Cardigan sebesar Rp.26.512,44. Hasil penelitian menunjukkan bahwa activity based costing system apabila dibandingkan dengan metode tradisional maka memberikan hasil yang lebih besar kecuali pada Sweter Polos. Perbedaan yang terjadi disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode tradisional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja yaitu jumlah unit produksi. Pada activity based costing system biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada beberapa cost driver sehingga activity based costing system mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap produk secara tepat berdasar konsumsi masing-masing aktivitas. Kata kunci: harga pokok produksi, activity based costing, tradisional.
Ringkasan Alternatif
This study aims to compare the determination of the cost of production using the activity based costing method and traditional methods in improving accuracy. The research method used is a quantitative method. Methods of collecting data through interviews, observation, and documentation. For the data type is subject data and documentary data while the data source is primary data and secondary data. The data analysis technique uses quantitative descriptive analysis. The cost of production with the traditional method is obtained for the Knitting Wool Vest amounting to Rp.26,307.71, for Plain Sweaters of Rp. 21,557.71, for Catton Oblong of Rp.42,974.38, for Catton Vests of Rp.42,974,38 and the last for Cardigan of Rp.22,557.71. The cost of production using the activity based costing system results in the cost of production for Knit Wool Vests amounting to Rp.31,481.1, for Plain Sweaters of Rp.21,045.65, for Catton Oblong of Rp.46,681.95, for Catton Vests of Rp. .43,648.36, and for Cardigans in the amount of Rp.26,512.44. The results of the study indicate that the activity based costing system when compared to traditional methods gives greater results except for Plain Sweaters. The difference that occurs is due to loading overhead costs on each product. In the traditional method overhead costs for each product are only charged to one cost driver, namely the number of production units. In the activity based costing system the overhead costs for each product are charged to several cost drivers so that the activity based costing system is able to allocate activity costs to each product precisely based on the consumption of each activity. Keywords: the cost of production, acitivty based costing, traditional.