Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Perbandingan Hasil Analisis Bauksit dari Daerah Tayan dan Toho di Laboratorium Pengujian Kimia Puslitbang tekMIRA
Cahyaning Sri Hapsari (2017) | Tugas Akhir | -
Bagikan
Ringkasan
Bauksit adalah mineral yang tersusun dari campuran satu atau lebih mineral-mineral alumunium oksida terhidrasi seperti gibsit (Al2O3.3H2O), boehmit (Al2O3.H2O), dan diaspor (Al2O3.H2O) serta mineral pengotor antara lain silika, besi oksida, titanium dan unsur-unsur lainnya dalam jumlah kecil. Beberapa daerah yang memiliki tambang bauksit berada di provinsi Kalimantan Barat tepatnya di daerah Tayan dan Toho. Bauksit memiliki kandungan utama yaitu alumina dan kontaminan berupa SiO2 dan Fe2O3. Kontaminan tersebut dapat menghambat proses pengolahan bauksit menjadi alumina. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan analisis terhadap beberapa sampel bauksit yang berasal dari daerah Tayan dan Toho untuk dapat membandingkan spesifikasinya jika digunakan sebagai bahan baku pembuatan alumina. Analisis yang dilakukan adalah penentuan kadar SiO2 total dan SiO2 bebas dengan metode gravimetri, penentuan kadar Al2O3 dengan metode titrimetri, dan penentuan Fe2O3 dengan metode Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil analisis bauksit di daerah Tayan memiliki kandungan rata-rata SiO2 total sebesar 8,00%; SiO2 reaktif sebesar 2,44%; Al2O3 sebesar 55,39%; dan Fe2O3 sebesar 6,85% sedangkan bauksit di daerah Toho memiliki kandungan rata-rata SiO2 total sebesar 31,94%; SiO2 reaktif sebesar 10,66%; Al2O3 sebesar 36,92%; dan Fe2O3 sebesar 4,04%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bauksit dari daerah Tayan dapat menghasilkan jumlah alumina yang lebih besar berdasarkan kandungan aluminanya dan bernilai lebih ekonomis berdasarkan kandungan SiO2 reaktifnya, namun warna aluminanya lebih merah berdasarkan jumlah Fe2O3 dibandingkan dengan bauksit yang berasal dari daerah Toho. Kata kunci: Bauksit, Alumina, Tayan, Toho.
Ringkasan Alternatif
Bauxite is a mineral that composed from mixture of aluminum oxide hydrate such as gibbsite (Al2O3.3H2O), boehmit (Al2O3.H2O), diaspore (Al2O3.H2O), and mineral impurities such as silica, iron oxide, titanium, and other elements in small quantities. Some areas that had bauxite mines located in West Kalimantan, precisely in the area of Tayan and Toho. Bauxite had main component that is alumina and contaminant such as SiO2 and Fe2O3. The contaminant can inhibit the changing process from bauxite into alumina. Based on this background, the specification of several samples of bauxite from Tayan and Toho area can be able to compare. The analysis is for the total content of SiO2 and SiO2-free with gravimetric method, determination of Al2O3 with titrimetric method, and determination of Fe2O3 with Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The average result of analysis bauxite from Tayan area for total SiO2 is 8,00%; reactive SiO2 is 2,44%; Al2O3 is 55,39%; and Fe2O3 is 6,85%, while the result of bauxite Toho for total SiO2 is 31,94%; reactive SiO2 is 10,66%; Al2O3 is 36,92%; and Fe2O3 is 4,04%. From these result it can be concluded that the bauxite from Tayan area can produce more alumina and more economize but the color of alumina will be redder than bauxite from Toho area. Keywords: Bauxite, Alumina, Tayan, Toho.