Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
PERBANDINGAN METODE ALIRAN BIAYA RATA-RATA TERTIMBANG DAN ALIRAN BIAYA FIFO UNTUK MENENTUKAN BIAYA PRODUKSI KOMPONEN KNALPOT (MOTOR HONDA REVO) DI PT KARYASLI MANDIRI PUTRA
AGUNG GUNAWAN LAKSONO (2007) | Skripsi | Teknik Industri , Teknik Industri
Bagikan
Ringkasan
PT. Karyasli Mandiri Putra mulai bergerak dibidang pembuatan komponen mesin industri,
terutama industri tekstil. Melihat perkembangan industri automotif yang makin pesat di
negeri ini dan antisipasi era globalisasi perdagangan bebas, terutama AFTA tahun 2003,
kegiatan kami mulai ditingkatkan tidak hanya membuat komponen mesin tekstil akan tetapi
juga membuat komponen automotif, pada tahun 1995 melalui pekerjaan sub contract. PT.
Karyasli Mandiri Putra merupakan mitra usaha masa kini dan akan datang, terutama untuk
body manufacturing dan equipment.
PT. Karyasli Mandiri Putra saat ini sedang mengalami masalah dalam menentukan biayabiaya
proses produksi dari setiap produk yang di pesan. Jumlah biaya produksi yang
dihasilkan dari setiap penjualan produk yang dibuat masih belum jelas, karena tidak adanya
format perhitungan yang jelas dalam perhitungan biaya proses produksi, dan karyawan di
PT. Karyasli Mandiri Putra dalam penentuan biaya proses produksi ditentukan atas dasar
pengalaman karyawan tersebut, sehingga biaya proses produksinya selalu ada perbedaan
walaupun jumlah produk yang dibuat sama.
Biaya proses adalah suatu metode dimana bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik
dibebankan ke pusat biaya atau departemen. Biaya yang dibebankan ke setiap unit yang
dihasilkan ditentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya atau
departemen tersebut dengan jumlah unit yang diproduksi pada pusat biaya yang bersangkutan.
Metode yang digunakan untuk menghitung biaya proses yaitu perbandingan aliran biaya
rata-rata tertimbang dan aliran biaya FIFO.
Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya pesanan terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead yang menghasilkan total biaya produksi untuk
masing-masing komponen dengan menggunakan metode aliran biaya rata-rata tertimbang
yaitu pada bulan Februari untuk komponen Plate Tail Sub Assy – KVRA sebanyak 63 unit
dan Pipe Tail Outer – KVRA sebayak 47 unit, untuk biaya bahan bakunya sebesar Rp
10.992.668, Tenaga Kerja Rp 3.061.128, Overhead Pabrik Rp 202.696.386 dan totalnya
sebesar Rp 216.730.182. Untuk bulan Maret komponen Separator A Sub Assy – KVRA
sebanyak 5.641 unit, Pipe Tail Outer – KVRA sebanyak 13.700 unit, Plate Tail Sub Assy –
KVRA sebanyak 5.688, untuk biaya bahan bakunya Rp 34.925.916, tenaga kerja Rp
4.000.435, Overhead Pabrik Rp 298.541.186 dan totalnya sebesar Rp 337.463.042. Bulan
April komponen Separator A Sub Assy – KVRA 7.000 unit, Pipe Tail Outer – KVRA 12.034
unit dan Plate Tail Sub Assy – KVRA 6.000 unit, untuk biaya bahan baku sebesar Rp
37.962.522, tenaga kerja Rp 4.021.613, Overhead Pabrik Rp 298.537.492 dan totalnya
sebesar Rp 340.521.231, jadi total produksi untuk tiga periode pada bulan Februari, Maret
dan April sebesar Rp 894.714.455.
Ringkasan Alternatif
PT. Karyasli Mandiri Putra mulai bergerak dibidang pembuatan komponen mesin industri,
terutama industri tekstil. Melihat perkembangan industri automotif yang makin pesat di
negeri ini dan antisipasi era globalisasi perdagangan bebas, terutama AFTA tahun 2003,
kegiatan kami mulai ditingkatkan tidak hanya membuat komponen mesin tekstil akan tetapi
juga membuat komponen automotif, pada tahun 1995 melalui pekerjaan sub contract. PT.
Karyasli Mandiri Putra merupakan mitra usaha masa kini dan akan datang, terutama untuk
body manufacturing dan equipment.
PT. Karyasli Mandiri Putra saat ini sedang mengalami masalah dalam menentukan biayabiaya
proses produksi dari setiap produk yang di pesan. Jumlah biaya produksi yang
dihasilkan dari setiap penjualan produk yang dibuat masih belum jelas, karena tidak adanya
format perhitungan yang jelas dalam perhitungan biaya proses produksi, dan karyawan di
PT. Karyasli Mandiri Putra dalam penentuan biaya proses produksi ditentukan atas dasar
pengalaman karyawan tersebut, sehingga biaya proses produksinya selalu ada perbedaan
walaupun jumlah produk yang dibuat sama.
Biaya proses adalah suatu metode dimana bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik
dibebankan ke pusat biaya atau departemen. Biaya yang dibebankan ke setiap unit yang
dihasilkan ditentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya atau
departemen tersebut dengan jumlah unit yang diproduksi pada pusat biaya yang bersangkutan.
Metode yang digunakan untuk menghitung biaya proses yaitu perbandingan aliran biaya
rata-rata tertimbang dan aliran biaya FIFO.
Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya pesanan terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead yang menghasilkan total biaya produksi untuk
masing-masing komponen dengan menggunakan metode aliran biaya rata-rata tertimbang
yaitu pada bulan Februari untuk komponen Plate Tail Sub Assy – KVRA sebanyak 63 unit
dan Pipe Tail Outer – KVRA sebayak 47 unit, untuk biaya bahan bakunya sebesar Rp
10.992.668, Tenaga Kerja Rp 3.061.128, Overhead Pabrik Rp 202.696.386 dan totalnya
sebesar Rp 216.730.182. Untuk bulan Maret komponen Separator A Sub Assy – KVRA
sebanyak 5.641 unit, Pipe Tail Outer – KVRA sebanyak 13.700 unit, Plate Tail Sub Assy –
KVRA sebanyak 5.688, untuk biaya bahan bakunya Rp 34.925.916, tenaga kerja Rp
4.000.435, Overhead Pabrik Rp 298.541.186 dan totalnya sebesar Rp 337.463.042. Bulan
April komponen Separator A Sub Assy – KVRA 7.000 unit, Pipe Tail Outer – KVRA 12.034
unit dan Plate Tail Sub Assy – KVRA 6.000 unit, untuk biaya bahan baku sebesar Rp
37.962.522, tenaga kerja Rp 4.021.613, Overhead Pabrik Rp 298.537.492 dan totalnya
sebesar Rp 340.521.231, jadi total produksi untuk tiga periode pada bulan Februari, Maret
dan April sebesar Rp 894.714.455.