Sistem yang kami rancang untuk pendinginan buah apel merupakan sistem thermal storage yang dilengkapi dengan sistem DX. Sistem Dx berfungsi sebagai back up jika sistem thermal storage mengalami kendala. Refrigeran sekunder (larutan NaCl 14%) sebanyak 50 liter didinginkan dan disirkulasikan oleh pompa menuju koil pada kabin untuk mendinginkan apel sebanyak 4kg sampai bertemperatur -1°C. Sedangkan refrigeran sekunder terus didinginkan hingga bertemperatur -10°C. Cadangan kalor yang tersimpan dimanfaatkan untuk mendinginkan apel ketika temperatur produk apel naik kembali menjadi 1°C. Pada tugas akhir ini dilakukan pengujian terhadap kedua sistem tersebut untuk mengetahui perbandingan performansi diantara keduanya. Dari hasil penelitian didapat bahwa nilai COPaktual dan COPCarnot sistem thermal storage lebih besar dibanding sistem DX. Sistem thermal storage memiliki COPaktual sebesar 3,9 dan COPCarnot sebesar 4,8. Sedangkan sistem DX memiliki COPaktual sebesar 2,8 dan COPCarnot sebesar 3,4. Sistem thermal storage memiliki efisiensi sebesar 72,5% sedangkan sistem DX memiliki efisiensinya 72,3%. Energi listrik yang digunakan oleh sistem thermal storage sebanyak 2,5924 kWh dengan biaya operasionalnya sebesar Rp.3504,92. Sedangkan sistem DX menghabiskan energi listrik sebanyak 2,6775 kWh dan menghabiskan biaya operasional sebesar Rp.3619,98. Sistem thermal storage mampu menghemat biaya operasional sebesar 3,18%. Jadi meskipun efisiensi kedua sistem hampir sama, sistem thermal storage lebih baik dibanding sistem DX karena lebih hemat energi dan biaya operasionalnya lebih murah.

The system was designed for cooling apples is a thermal storage system equipped with a DX system. The Dx system ACTS as a back up if the thermal storage system gets compromised. The secondary refrigerant (14% NaCl solution) as much as 50 liters is cooled and circulated by the pump to the coil in the cabin to cool the apples by 4 kg to a temperature of -1 ° C. The stored heat reserve will be used to cool the apples when the temperature of the apple product rises back to 1° C. In this final project, the two systems are tested to determine the performance comparison between the two. The results showed that the COPactual and COPCarnot values of the thermal storage system were greater than the DX systems. The thermal storage system has a COPactual of 3.9 and a COPCarnot of 4.8. Meanwhile, the DX system has a COPactual of 2.8 and a COPCarnot of 3.4. The thermal storage system has an efficiency of 72.5% while the DX system has an efficiency of 72.3%. The electrical energy used by the thermal storage system is 2,5924 kWh with an operational cost of Rp. 3504,92. While the DX system consumes 2,6775 kWh of electrical energy and spends operational cost of Rp. 3619.98. The thermal storage system can save operational cost by 3.18%. Therefore even though the efficiency of the two systems almost the same, the thermal storage system is better than the DX system because it has more energy efficient and has lower operational costs.

http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptppolban-gdl-sitimunayi-13347