Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Perilaku komunikasi narapidana anak : (studi fenomenologi tentang perilaku komunikasi narapidana anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Sukamiskin Bandung)
Johan Iskandarsyah NIM. (2014) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Perilaku Komunikasi Narapidana Anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Sukamiskin Bandung. Penelitian ini membahas tentang perilaku komunikasi dilihat dari komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi fenomenologi. Proses pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, studi pustaka, dan penelusuran data online. Teknik analis data dengan reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan evaluasi.Hasil penelitian diperoleh bahwa perilaku komunikasi narapidana anak dilihat dari komunikasi verbal berupa bahasa Sunda, bahasa Indonesia, bahasa kasar dan Bahasa prokem, serta nama alias. sedangkan komunikasi non verbal berupa bahasa tubuh terdapat ekspresi wajah, tatap mata, dan gerakan tangan, serta penampilan fisik berupa pakaian khusus narapidana anak, pakaian muslim, dan pakaian bebas.Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku komunikasi narapidana anak ketika berinteraksi dengan lingkungannya lebih dominan menggunakan bahasa Sunda ketimbang bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa kasar dan bahasa prokem ketika berkomunikasi dengan sesama narapidana anak. Bahasa tubuh narapidana anak berbeda-beda penggunaannya tergantung kondisi yang dialami, berdasarkan lamanya tinggal di Lembaga pemasyarakatan. Narapidana anak cenderung mematuhi peraturan pakaian, tetapi juga mengeluhkan jumlah pakaian khusus yang diberikan oleh Lembaga Pemasyarakatan.Saran sebaiknya narapidana anak lebih meningkatkan lagi penggunaan bahasa Indonesia, tapi tidak meninggalkan unsur budaya bahasa sunda. Terlebih bahasa kasar mulai dihilangkan dalam berkomunikasi. Bahasa tubuh perlu ditingkatkan lebih baik lagi, agar komunikasi lebih interaktif.
Ringkasan Alternatif
This research aims to find out how the communication behavior of children in correctional institutions Convicts son of class III Sukamiskin Bandung. This study discusses the behavior of communication verbal communication and non verbal communication.This research use qualitative approach with the study phenomenology. The process of selection informer used technique purposive sampling. The technique data interview with deep, observation, documentation, study pustaka, tracing and data online. Technical data analyst with reduction data, collection of data, presentation of data, withdrawal conclusions, and evaluation.Research result obtained that behavior communication convicts child seen from verbal communication in form of language sundanese, indonesian, coarse language and slang, and name alias. While communication non verbal form of body language there are facial expressions, face to eye, and movement hand, and physical appearance of special clothes convicts child, clothing muslim, and clothing free.The results it can be concluded that the behavior of a child inmate communication when interacting with their surroundings more dominant use of Sundanese language rather than Indonesia and accustomed to using coarse language and slang when communicating with fellow inmates. Body language varies depending on its child inmates conditions experienced, based on the length of stay in correctional institutions. Child inmates tend to observe the clothing, but also complained about the number of special clothing provided by the correctional facility.Advice should convicts child more increase the use of indonesian, but not leave element culture language sundanese. Moreover coarse language began omitted in communication. Body language should participate better, to communication more interactive.