Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Perilaku Komunikasi Orang Tua dan Guru Dengan Anak Tunagrahita (Studi Kasus Tentang Perilaku Komunikasi Orang Tua dan Guru Dalam Memotivasi Anak Tunagrahita di SLB C Merpati)
Rizky Apriansyah Ramadhan NIM. (2014) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku komunikasi yang dilakukan orang tua dan guru dalam memotivasi anak tunagrahita di SLB C Merpati Jakarta Pusat. Penelitian ini menganalisa tentang perilaku komunikasi dilihat dari komunikasi verbal, komunikasi nonverbal, dan hambatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Uji keabsahan yang digunakan adalah ketekunan pengamatan, pemeriksaan sejawat dengan diskusi, kecukupan referensi dan pengecekan anggota. Untuk teknik analisa data dilalui dengan tahap reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan evaluasi. Proses pemilihan informan menggunakan teknik snow ball atau bola salju dengan empat informan utama dan dua informan kunci. Selain itu, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi non partisipasi, dokumentasi, dan pencarian data di internet. Komunikasi verbal menunjukan bahwa dalam memotivasi anak tunagrahita, orang tua dan guru menggunakan bahasa Indonesia, kata-kata dan tidak menggunakan tulisan dalam memotivasi anak tunagrahita. Orang tua lebih sedikit menggunakan komunikasi nonverbalnya dalam memotivasi anak tunagrahita karena menganggap komunikasi verbal lebih mudah dicerna oleh anak tunagrahita. Sedangkan guru, ada yang lebih banyak menggunakan komunikasi nonverbal tetapi ada juga yang sebaliknya. Komunikasi nonverbal orang tua dan guru menggunakan ekspresi wajah, sentuhan dan tanpa ada gerakan khusus dalam memotivasi anak tunagrahita. Ekspresi wajah senang dan sentuhan diberikan oleh orang tua dan guru dalam memotivasi anak tunagrahita agar anak tunagrahita merasa diperhatikan dan juga sebagai bentuk kasih sayang. Dengan sentuhan mereka akan merasa senang dan bergairah untuk belajar. Hambatan yang dihadapi oleh orang tua dan guru dalam memotivasi anak tunagrahita adalah hambatan psikologis. Psikologis anak tunagrahita yang tempramental dan bersifat Hyperaktif membuat mereka sulit untuk dikontrol. Sehingga menyulitkan bagi orang tua dan guru dalam memberikan motivasi. Selain itu hambatan fisik juga mempengaruhi orang tua dan guru terhadap anak tunagrahita yang mengalami sulit bicara dan mendengar. Perbedaan persepsipun menjadi suatu hambatan yang dijumpai ketika motivasi yang disampaikan orang tua dan guru tidak dapat dipahami sebagai motivasi oleh anak tunagrahita. Kesimpulan perilaku komunikasi orang tua dan guru dalam memotivasi anak tunagrahita menunjukan bahwa baik orang tua dan guru menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal dalam memotivasi, tetapi kembali lagi kepada kondisi dan situasi anak tunagrahitanya. Dan dalam menyampaikan motivasi baik orang tua dan guru sama-sama menemui hambatan namun hal tersebut dapat diatasi. Saran dari penelitian ini sebaiknya orang tua dan guru meningkatkan intensitas waktu, menggunakan intonasi suara dan nada yang lemah lembut dalam menyampaikan motivasi kepada anak tunagrahita serta memiliki strategi khusus dengan cara memberikan hal-hal yang disukai dan disenangi oleh anak tunagrahita, dengan hal tersebut anak tunagrahita akan lebih mudah mencerna motivasi yang diberikan orang tua dan guru.
Ringkasan Alternatif
This research aims to find out communicational behavior parents and teacher to motivate mental retardation in SLB C Merpati, Central Jakarta. This research analyze communicational behavior based on Verbal communication, Nonverbal communication, and barrier communication on that communicational behavior. The method used in this research is qualitative, and used case study. Data validation used increasing the endurance, friends discuss, reference data and member check. Data analysis done with data reduction, data display, withdrawal of conclusion, and evaluation. The selection of informants done by informant informants set deliberately by researchers and adapted to the snowball sampling. For data collection is done by way of depth interviews, observation non participate, documentation, and Internet Searching. Verbal communication showed us, motivating mental retardation, both of parents and teacher used Bahasa Indonesia, words and didnÂ’t use any handwriting. Parents just little bit used their nonverbal communication but there still some parents other. Nonverbal communication of parents and teachers used face expressions, touches, without any specific movement to motivate them. Happy face and touches could give by parents and teachers to motivate them so they feel careful and love expression. With their touches, mental retardation feel happy and passionate to learning. And for barrier communication, both of them feel the same, it is about psychological barrier. Psychological of mental retardation are hyperactive and temperament make them hard to control. And its hard to give any motivate with this condition. Physical barrier bring around parents and teacher to motivate dumb and deaf mental retardation. difference of perception became a big barrier when parents motivation canÂ’t deliver to mental retardation. The result of this research showed that both of parents ant teacher uses verbal communication and nonverbal communication, but again it is based to how condition of mental retardation. deliver motivate both of parents and teacher faces the barrier, but its been solved. Researchers suggest to parents and teachers to increasing quality time and used sounds intonation and soft tone to deliver motivation, also had specific strategy with give anything they were loved so they can reach the motivation given by their both parents and teacher.
Sumber
Judul Serupa
  • Komunikasi Interaksi Orang Tua Dan Guru Pada Anak Dalam Pembentukan Kepribadian Anak