Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Perilaku Komunikasi Penyandang Autis Yang Berprofesi Sebagai Music Arranger (Studi Kasus Mengenai Perilaku Komunikasi Penyandang Autis Yang Berprofesi Sebagai Music Arranger Dengan Para Personil Band Indie di Kota Bandung)
Euis Ratna Sari NIM. (2014) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perilaku Komunikasi Penyandang Autis Yang Berprofesi Sebagai Music Arranger Dengan Para Personil Band Indie di Kota Bandung. Penelitian ini membahas tentang perilaku komunikasi dilihat dari komunikasi verbal, komunikasi non verbal, motif, serta hambatan yang ada di dalam perilaku komunikasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Proses pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Selain itu, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan pencarian data di internet. Teknik analisa data yang digunakan adalah model siklus Miles dan Huberman untuk membahas mengenai permasalahan penelitian. Hasil penelitian diperoleh bahwa perilaku komunikasi dilihat dari komunikasi verbal berupa penggunaan bahasa Indonesia dan Aksen bahasa Inggris, echolalia, dan tahap komunikasi The Partner Stage. Komunikasi non verbal berupa ekspresi wajah & kontak mata, pesan proksemik, dan penggunaan busana. Lalu, adanya motif masa lalu menjadi Music Arranger dan motif masa depan menjadi Music Arranger dalam membentuk perilaku komunikasi tersebut. Perilaku komunikasinya hambatan tidak terlalu menonjol, hanya saja memiliki sedikit kesulitan menyampaikan pesan dan memaknai pesan yang diterima dan memiliki kepentingan yang membuat penyandang autis dapat memaknai pesan. Simpulan perilaku komunikasi Penyandang Autis Yang Berprofesi Sebagai Music Arranger adalah peneliti menemukan banyak hal yang menjadi keunikan dari berbagai aspek, seperti dilihat dari komunikasi verbal dan nonverbalnya. Hal ini menjadi sesuatu keunikan dalam perilaku komunikasi seorang penyandang autis. Peneliti pun mencoba ingin memperlihatkan bahwa autisme tidak seperti banyak persepsi negatif diluar sana, bahwa masih ada autisme dengan kehidupan sosial yang lebih baik dan dapat berkarya sesuai bidangnya. Saran untuk seorang penyandang autis agar dapat terus berkarya di bidang musiknya, dengan berkarya melalui musik itulah sebagai tahap yang terus menerus menjadi perkembangan dalam membangun kehidupan sosialnya.
Ringkasan Alternatif
This Research aims to find out about Communicational behavior of Autism as a Music Arranger with Indie Band Personnel in Bandung. This research determine about communicational behavior based on verbal communication, non verbal communication, motive also barrier communication of those communicational behavior. This research used qualitative method, and used case study. The selection of informant chosen by purposive sampling technique. After that, data collection is done by way of depth interviews, observation, documentation, and internet searching. Data analyze used Miles cycle and Huberman to determine this research. The Result showed that communicational behavior based on verbal communication describe with Indonesia and English Accent, echolalia and The Partner Stage communication step. nonverbal communication those are face expression, eye contact, prosemik message and dress used. And then, there is past motive became music arranger and present motive became music arranger to created those communicational behavior. ThereÂ’s no barriers communication too strong, thereÂ’s just little bit difficultness to deliver message and mean it. The conclusion that communicational behavior of autism as a music arranger is researcher found so many unique things from every aspect, those are verbal and nonverbal. This is became uniqueness of communicational behavior an autism. Researcher try to explore that autism different with negative perception people around, that autism with better social life and have ability in his major still exist. Suggestion from author to for autism expected to explore more about his music, with music so that he can develop his social life
Sumber