Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Perilaku Komunikasi Raja Parhata Pada Upacara Adat Batak Mangampu Di Kota Bandung (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Raja Parhata Pada Upacara Adat Batak Mangampu Dalam Proses Pemberian Marga Bagi Masyakat Non Batak Di Kota Bandung)
Alex Chandra NIM. (2018) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan Mengenai Perilaku Komunikasi Raja Parhata Pada Upacara Adat Batak Mangampu Dalam Proses Pemberian Marga Bagi Masyarakat Non Batak Di Kota Bandung. Dengan indikator perilaku komunikasi yang di teliti antara lain : kegiatan yang di lakukan, pesan dan interaksi simbolik yang terjadi pada upacara adat mangampu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Proses pemilihan informan menggunakan teknik snowball sampling. Selain itu, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi non partisipan, dokumentasi, dan pencarian data internet. Teknik analisa data yang di gunakan adalah pengumpulan data, intrepresentasi data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh bahwa upacara adat yang di lakukan oleh raja parhata melalui komunikasi verbal pada upacara adat batak mangampu adalah memberikan informasi seputar kegiatan adat yang berisikan wawasan dan pembelajaran tentang budaya adat batak, yang kemudian sifat dari kegiatan tersebut ialah edukatif dan informatif dan berwawasan yang di rasa sangat berbudaya unik. Mulai dari komunikasi verbal yang di lakukan oleh Raja Parhata dalam upacara adat batak mangampu berupa bahasa, perilaku dan tindakan. Edukasi dan informasi seputar upacara adat batak mangampu dalam proses pemberian marga bagi masyarakat non batak komunikasi non verbal yang terjadi pada upacara adat yaitu adanya gerakan atau gesture melalui tangan yang menaruh beras di atas kepala maupun pemberian ulos kepada masyarakat non batak yang di maksudkan untuk menerima dan mengesahkan menjadi orang suku batak . Hambatan Komunikasi yang timbul di upacara adat lebih kepada konflik dan motif yang inginkan di antara raja parahata dan masyarakat non batak seperti melestarikan budaya batak yang di harapkannya lalu dari masyarakat non batak ingin mendapatkan marga agar bisa mengikuti budaya adat batak. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa Perilaku Komunikasi Raja Parhata Pada Upacara Adat Batak Mangampu untuk Memberikan Wawasan dan Informasi Tentang Uapacara Adat Batak Mangampu dari adanya kegiatan yang dilakukan yaitu pada proses pemberian marga yang berisikan edukasi dan informasi dengan sifat kegiatan edukatif dan informatif. Dengan pesan yang disampaikan bersifat edukatif, informatif, persuasif dan intraktif. Adapun Hambatan Komunikasi dalam permasalahan yang terjadi adalah pemberian marga ini hanya untuk kepentingan pihak pihak tertentu. Saran sebaiknya dibuat penyebaran informasi yang lebih luas melalui media informasi agar masyarakat publik dapat mengetahui upacara adat tersebut sebagai budaya dari masyarakat indonesia sehingga foto dan keterangan tentang upacara adat mangampu bisa di lestarikan.
Ringkasan Alternatif
This study aims to describe the Communication behavior of King Parhata in the Batak Mangampu Ceremony in the process of Awarding their clan For Non Society Batak in bandung. the behavior of the communication on the activities of the grant process is meticulous marga batak for people non batak in bandung. In this study, the researchers used a qualitative research method with descriptive study approach. selection of informants used snowball sampling. In addition, data collection techniques with in-depth interviews, documentation, data and search the internet. The data analysis techniques in use is collecting the data, and draw conclusions. The research results obtained that the rituals performed by the King of parhata through verbal communication on ceremonial batak mangampu is to provide information about custom events containing insight and learning about the culture of the indigenous batak, which then the nature of such activities is informative and insightful that in a sense very cultured. Starting from a verbal communications done by King Parhata in the batak mangampu ceremony in the form of the language, procedures and efforts. As for the ceremonies surrounding the batak mangampu in the process of awarding their clan for the community this is through the batak of non communication non verbal happens to traditional ceremony that is the existence of a movement or gesture through the hand that put rice on the top of the head or the grant to the community of non ulos batak who intended to accept and ratify into batak people. Communication barriers that arise in a more traditional ceremony to differences of interests that want between King parahata and the community of non batak batak culture preserve such IE that in harapkannya ago from non society batak clan wants to get the in order to follow indigenous batak culture. The conclusions of this study that the Communication Behavior of King Parhata in the Batak Mangampu Ceremony to provide insights and information about Indigenous Batak Uapacara Mangampu of activities performed i.e. the behavior King Parhata on process the granting of the genus contains education and information. With messages that are delivered, informative, persuasive and intraktif. Suggestions should be made broader dissemination of information through the media information such as website specialized in order that the public may know the community rituals such as the culture of the people of Indonesia so that photos and a description of the ceremony custom mangampu can be lestarikan.
Sumber