Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
PUSAT REHABILITASI PASCA STROKE THERAPEUTIC ENVIRONMENT
DIAN GITA UTAMI (2008) | Skripsi | Teknik Arsitektur , Teknik Arsitektur
Bagikan
Ringkasan
Kemajuan peradaban manusia pada abad ini selain dapat memberi kemudahan bagi manusia dalam pemenuhan kebutuhannya juga memunculkan banyak permasalahan. Masalah itu mempengaruhi berbagai bidang yaitu, ekonomi, sosial dan budaya. Hal ini juga mempengaruhi manusia dalam bidang kesehatan. Salah satu permasalahan yang diakibatkan oleh kemajuan ini adalah munculnya berbagai jenis polusi yang mengkontaminasi lingkungan. Keadaan ini membuat banyak orang terganggu dalam aktivitas kesehariannya sehingga dapat mengakibatkan tekanan pada jiwa manusia. Tekanan yang muncul terutama akibat usaha keras manusia dalam memenuhi kebutuhannya, terus meningkat. Jika kita melihat kembali ke zaman di mana manusia masih tinggal di dalam gua, kita akan melihat tidak adanya penyakit kanker, stroke dan lain-lain yang membutuhkan penanganan ekstra. Apakah dengan adanya teknologi yang berkembang malahan membuat tuntutan pemenuhan kebutuhan meningkat? Dengan adanya persoalan tersebut kebutuhan manusia akan ruang untuk beraktifitas juga bertambah.
Saat ini, sekitar satu miliar orang di dunia berisiko terkena penyakit jantung dan stroke akibat kegemukan, dan 17 juta orang setiap tahunnya meninggal karena kedua penyakit ini. Di Indonesia, dari sisi proporsi penyebab kematian, penyakit jantung berada di urutan pertama (42,9%), dan Stroke urutan kedua (25,9%).
Dari keterangan paragraf di atas, dibutuhkan pusat pemulihan untuk meneruskan pertolongan awal yang sudah dilakukan oleh rumah sakit. Kebanyakan penderita belum pulih benar sudah meninggalkan rumah sakit. Dan dalam keadaan seperti itu, pasien belum dapat kembali ke keluarga dan masyarakat seutuhnya. Penderita stroke juga menderita secara mental karena merasa malu dengan keadaan dirinya. Keadaan yang biasanya membuat malu misalnya, mulut yang miring ketika berbicara, ketidaklancarannya dalam berbicara, kelakuan organ motoriknya seperti tangan yang terus membengkok, tidak dapat berjalan sehingga harus tetap berada di kursi roda dan sebagainya. Dalam sebuah pusat pemulihan, penderita dirawat hingga dapat kembali beraktivitas seperti sebelum terserang stroke jika itu memungkinkan. Jika keadaan penderita sudah tidak memungkinkan untuk kembali ke keadaan semula, penderita tetap melakukan terapi untuk mencapai tingkatan yang dapat melakukan aktivitas harian di dalam rumah.
Ringkasan Alternatif
Kemajuan peradaban manusia pada abad ini selain dapat memberi kemudahan bagi manusia dalam pemenuhan kebutuhannya juga memunculkan banyak permasalahan. Masalah itu mempengaruhi berbagai bidang yaitu, ekonomi, sosial dan budaya. Hal ini juga mempengaruhi manusia dalam bidang kesehatan. Salah satu permasalahan yang diakibatkan oleh kemajuan ini adalah munculnya berbagai jenis polusi yang mengkontaminasi lingkungan. Keadaan ini membuat banyak orang terganggu dalam aktivitas kesehariannya sehingga dapat mengakibatkan tekanan pada jiwa manusia. Tekanan yang muncul terutama akibat usaha keras manusia dalam memenuhi kebutuhannya, terus meningkat. Jika kita melihat kembali ke zaman di mana manusia masih tinggal di dalam gua, kita akan melihat tidak adanya penyakit kanker, stroke dan lain-lain yang membutuhkan penanganan ekstra. Apakah dengan adanya teknologi yang berkembang malahan membuat tuntutan pemenuhan kebutuhan meningkat? Dengan adanya persoalan tersebut kebutuhan manusia akan ruang untuk beraktifitas juga bertambah.
Saat ini, sekitar satu miliar orang di dunia berisiko terkena penyakit jantung dan stroke akibat kegemukan, dan 17 juta orang setiap tahunnya meninggal karena kedua penyakit ini. Di Indonesia, dari sisi proporsi penyebab kematian, penyakit jantung berada di urutan pertama (42,9%), dan Stroke urutan kedua (25,9%).
Dari keterangan paragraf di atas, dibutuhkan pusat pemulihan untuk meneruskan pertolongan awal yang sudah dilakukan oleh rumah sakit. Kebanyakan penderita belum pulih benar sudah meninggalkan rumah sakit. Dan dalam keadaan seperti itu, pasien belum dapat kembali ke keluarga dan masyarakat seutuhnya. Penderita stroke juga menderita secara mental karena merasa malu dengan keadaan dirinya. Keadaan yang biasanya membuat malu misalnya, mulut yang miring ketika berbicara, ketidaklancarannya dalam berbicara, kelakuan organ motoriknya seperti tangan yang terus membengkok, tidak dapat berjalan sehingga harus tetap berada di kursi roda dan sebagainya. Dalam sebuah pusat pemulihan, penderita dirawat hingga dapat kembali beraktivitas seperti sebelum terserang stroke jika itu memungkinkan. Jika keadaan penderita sudah tidak memungkinkan untuk kembali ke keadaan semula, penderita tetap melakukan terapi untuk mencapai tingkatan yang dapat melakukan aktivitas harian di dalam rumah.