Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Reprentasi Makna Konflik Dalam Film Sang Kiai (Analisis Semiotika Roland Barthes Mengenai Konflik Dalam Film Sang KIAI Karya Rako Projanto)
Susilo Sudirman Muryadi NIM. (2015) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Metode dalam penelitian ini, penulis memakai metode penelitan kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes yang menelah tentang tiga konsep makna konotatif, denotatif dan mitos. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan peneliti mengenai analisis teks dari film yang diteliti. Tujuan penelitian untuk mengetahui tanda denotatif, konotatif, mitos mengenai konflik dalam film Sang Kiai.Hasil penelitian secara denotasi dari lima potongan gambar dari film “Sang Kiai” berupa konflik antara KH Hasyim Asyhari dengan tentara Jepang, Percakapan yang terjadi didalam basecamp Jepang tersebut adalah Kapten Shaw memaksa KH Hasyim untuk melakukan Sekerei dan memaksa untuk menandatangani perjanjian cukir, Salah satu santri tertangkap dan langsung ditembak oleh tentara jepang ketika beliau mengakui bahwa santri dari Tebu Ireng. Di sebuah ruangan rapat, antara pimpinan Jepang dan prajuritnya sedang melakukan percakapan untuk merencanakan tentang kemerdekaan Indonesia. Kapten Shaw di sebuah ruangan sedang menusukkan samurai tepat pada perutnya dengan posisi menghadap foto Presiden Jepang. Secara konotasi mempunyai arti dan makna representasi konflik terjadi pada saat sang Kiai dipaksa untuk menyembah dewa matahari oleh tentara Jepang. Secara konotatif potongan film ini merupakan sebuah sequence ini terdiri dari beberapa sequence yang diambil dari beberapa shot dengan teknik High Angle.Secara mitos konflik merupakan perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilakan kompromi yang berbeda kondisi semula. pada film “Sang Kiai” kepentingan tentara Jepang pada saat menjajah dan menguasai Indonesia telah memaksakan sang Kiai dan santri di pesantren Tebu Ireng untuk menyembah dewa matahari yang sama sekali bertentangan dengan ajaran Islam yang di yakini oleh KH.Kasyim Asyari.Kesimpulan dari penilitian ini adalah konflik dalam film Sang Kiai dimana konflik tersebut berasal dari adanya pemaksaan tentara Jepang kepada para Kiai dan santri di Tebu Ireng untuk menyembah sekerei atau menyembah dewa matahari. Kata Kunci : Representasi, Denotasi, Konotasi, Mitos, Film “Sang Kiai”
Ringkasan Alternatif
The method in this research, the writer used qualitative research method with Roland Barthes semiotic analysis approach which talked about three concepts the meaning of connotative, denotative, and myth. Qualitative approach is a research process and understanding which based on the methodology that investigates a social phenomenon and human problems. In this approach, the writer made a complex image, words review, report detail, and the writer’s point of view to analyze the texts which is analyzed. Purpose of this research is to know the sign of denotative, connotative, and myth about conflict in Sang Kiai film. The research results in denotative from five pieces of image in Sang Kiai film is the conflict between KH Hasyim Asyhari with Japan’s army. The conversation in the Japan’s basecamp was Captain Shaw forced KH Hasyim to do Sekerei and forced to sign Cukir’s assignment. One of the santri caught and shot by Japan’s army when he confessed himself a santri from Tebu Ireng. In the meeting room, between Japan’s leader and their army was talking to plan about Indonesia’s independence. Captain Shaw in the room stabbed a samurai right at his stomach with the position faced to the Japan’s president’s photo. In connotative the conflict representative’s meaning happened when the Kiai forced to worship god of sun by Japan’s army. In connotative the pieces of this film were a sequence consists of some sequences which were took from several shot with High Angle technique. In myth, conflict is the social shifting is not happening through the process of adjustment the norms which bring transformation, but happen because of the conflict which results the different compromise with the early condition. In “Sang Kiai” film, the importance of Japan’s army when colonized and controlled Indonesia had forced KH Hasyim and santri in Tebu Ireng boarding to worship god of sun which was against with Islam theory which was believed by KH Hasyim Asyari. The conclusion of this research is the conflict in Sang Kiai film where the conflict was came from the coercion by Japan’s army to the Kiai and santri in Tebu Ireng to worship sekerei or god of sun. Keywords: representation, denotative, connotative, myth, film, “Sang Kiai”
Sumber