Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
REVITALISASI PENGGUNAAN BAHASA SUNDA DI KALANGAN SISWA DAN SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA MADYA BANDUNG
SUSILAWATI (2007) | Skripsi | Desain Komunikasi Visual , Desain Komunikasi Visual , Desain Komunikasi Visual
Bagikan
Ringkasan
Bahasa suatu komunitas merupakan salah satu wahana untuk mengekspresikan budaya suatu komunitas begitu pula bahasa Sunda merupakan salah satu wahana untuk mengekspresikan budaya Sunda.
Bahasa Sunda yang memiliki undak usuk selalu diajarkan oleh guru bahasa Sunda di kelas ketika pelajaran bahasa Sunda berlangsung. Telah diketahui bahwa bahasa Sunda yang telah dipelajari di kelas oleh siswa kebanyakan hanya sebagai mata pelajaran saja, karena dalam pengaplikasian sehari-hari bahasa Sunda sudah sedikit digunakan secara baik dan lengkap oleh para siswa dan siswi di sekolah mulai Sekolah dasar sampai Sekolah Menengah Pertama.
Bahasa Sunda yang digunakan sekarang ini bisa dikatakan bahasa kontemporer karena berkecenderungan campur kode demi kepentingan pergaulan global. Memahami hal tersebut, bahasa ibu Sunda yang memiliki etika berbahasa (undak usuk) sejak abad ke-17 (Djajasudarma, 1986) sebagai pengaruh Mataram, mengakibatkan anak-anak yang belajar bahasa Sunda enggan atau takut salah berbahasa. Sekarang anak-anak yang mendapatkan teman dari pramuwisma cenderung lebih tahu yang kasar daripada yang halus. Dalam pemakaiannya, bila sulit untuk menentukan status kawan bicara, orang akan lari ke bahasa Indonesia atau bahasa anak-anak. (Fatimah Djajasudarma dalam www.pikiran-rakyat.com, 2007)
Sekolah yang dimiliki oleh Yayasan Pasundan, mulai dari Sekolah Menengah Pertama hingga Perguruan Tinggi. Dimana Pasundan memiliki CKP (Ciri Khas Pasundan), mulai dari bahasa sunda, tatakrama sunda, sejarah budaya Jawa Barat dan kesenian sunda.
Ringkasan Alternatif
Bahasa suatu komunitas merupakan salah satu wahana untuk mengekspresikan budaya suatu komunitas begitu pula bahasa Sunda merupakan salah satu wahana untuk mengekspresikan budaya Sunda.
Bahasa Sunda yang memiliki undak usuk selalu diajarkan oleh guru bahasa Sunda di kelas ketika pelajaran bahasa Sunda berlangsung. Telah diketahui bahwa bahasa Sunda yang telah dipelajari di kelas oleh siswa kebanyakan hanya sebagai mata pelajaran saja, karena dalam pengaplikasian sehari-hari bahasa Sunda sudah sedikit digunakan secara baik dan lengkap oleh para siswa dan siswi di sekolah mulai Sekolah dasar sampai Sekolah Menengah Pertama.
Bahasa Sunda yang digunakan sekarang ini bisa dikatakan bahasa kontemporer karena berkecenderungan campur kode demi kepentingan pergaulan global. Memahami hal tersebut, bahasa ibu Sunda yang memiliki etika berbahasa (undak usuk) sejak abad ke-17 (Djajasudarma, 1986) sebagai pengaruh Mataram, mengakibatkan anak-anak yang belajar bahasa Sunda enggan atau takut salah berbahasa. Sekarang anak-anak yang mendapatkan teman dari pramuwisma cenderung lebih tahu yang kasar daripada yang halus. Dalam pemakaiannya, bila sulit untuk menentukan status kawan bicara, orang akan lari ke bahasa Indonesia atau bahasa anak-anak. (Fatimah Djajasudarma dalam www.pikiran-rakyat.com, 2007)
Sekolah yang dimiliki oleh Yayasan Pasundan, mulai dari Sekolah Menengah Pertama hingga Perguruan Tinggi. Dimana Pasundan memiliki CKP (Ciri Khas Pasundan), mulai dari bahasa sunda, tatakrama sunda, sejarah budaya Jawa Barat dan kesenian sunda.