Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mendeskripsikan mengenai self-disclosure atau pengungkapan diri yang dilakukan oleh Komunitas Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ‘Bandung Plus Support (BPS)’ di Rumah Cemara Bandung, ditinjau dari aspek-aspek self-disclosure, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhinya, imbalan, dan bahaya dalam melakukan self-disclosure. Penelitian ini merupakan Penelitian Kualitatif dengan menggunakan Metode Deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, studi pustaka, dan penelusuran data online. Untuk teknik analisis data yang digunakan, antara lain data collection, data reduction, data display, dan conclusion drawing (verfication). Populasi penelitian ini adalah ODHA anggota Bandung Plus Support (BPS), yang berjumlah 1.073 orang. Dengan menggunakan teknik sampling purposif, ditentukan 4 orang ODHA sebagai sampel penelitian. Berdasarkan hasil observasi, diperoleh hasil penelitian bahwa faktor yang mempengaruhi self-disclosure Komunitas Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ‘Bandung Plus Support (BPS)’ di Rumah Cemara Bandung, terdiri dari: topik, keberanian, kemauan, perencanaan, jenis kelamin, kepercayaan, perasaan menyukai, kesamaan nasib dan pengalaman, kepribadian, efek diadik, besar kelompok, dan pengetahuan. Imbalan atau manfaat yang diperoleh dari self-disclosure, antara lain: pengetahuan diri, efisiensi komunikasi meningkat, mengurangi beban, baik untuk kesehatan psikologis, bertambah dalamnya hubungan, memperoleh dukungan, meningkatnya kemampuan dalam mengatasi kesulitan, membentuk konsep diri yang positif, dan menjadi ODHA yang berdaya. Bahaya yang dihadapi, adalah dalam bentuk penolakan pribadi dan sosial, serta munculnya kesulitan intrapribadi. Maka, self-disclosure Komunitas Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ‘Bandung Plus Support (BPS)’ di Rumah Cemara Bandung merupakan perilaku yang disengaja sehingga terjadi perubahan pada Jendela Johari ODHA yang bersangkutan, dengan pola komunikasi yang bersifat timbal balik. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa self-disclosure Komunitas Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ‘Bandung Plus Support (BPS)’ di Rumah Cemara Bandung berbeda dengan self-disclosure pada kondisi umum, terlihat dari perbedaan antara aspek-aspek self-disclosure Komunitas Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ‘Bandung Plus Support (BPS)’ di Rumah Cemara Bandung dengan aspek-aspek self-disclosure secara teoritis. Untuk itu, Peneliti menyarankan agar Bandung Plus Support (BPS) sebagai divisi kerja dari Rumah Cemara Bandung memperluas cakupan atau sasaran serta menambah program dan kegiatannya, misalnya dalam bentuk seminar, workshop, dan forum diskusi yang melibatkan masyarakat di luar komunitas. Sehingga mendukung self-disclosure para anggotanya dan pada akhirnya dapat menghilangkan diskriminasi dan stigma mengenai HIV/AIDS dan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

The purpose of this research was to described about Self-disclosure by The Community of People Living With HIV/AIDS ‘Bandung Plus Support (BPS)’ at Rumah Cemara Bandung. It is refer to the aspect of self-disclosure, that is the influence factors of self-disclosure, the benefits of self-disclosure, the risks of self-disclosure. This research used qualitative approach with descriptive method. The collecting file technique that researcher used are interview, documentation, study book, and also online data research. Analysis data technique that researcher used are data collection, data reduction, data display, and conclusion drawing (verfication). Population of this research is People Living With HIV/AIDS who registered as Bandung Plus Support (BPS)’s member, which is 1.073 people. With purposive sampling technique, Researcher decided 4 people as a sample of this research. The results of this research showed that the influence factors of self-disclosure by the community of people living with HIV/AIDS ‘Bandung Plus Support (BPS)’ at Rumah Cemara Bandung are topic, bravery, willingness, planning, gender, trust, sympathy, same faith and field of experience, personality, dyadic effect, size of the group, and knowledge. The benefits of self-disclosure are self-knowledge, decreasing burden, increasing communication efficiency, good for psychology health, relationship going deeper, getting support, increasing ability of problem solving, forming positive self-concept, and make people living with HIV/AIDS becoming powerfull. The risks of self-disclosure are self rejection, social rejection, and also intrapersonal difficulty. So, this research showed that self-disclosure by the community of people living with HIV/AIDS ‘Bandung Plus Support (BPS)’ at Rumah Cemara Bandung is an intentional behavior, when they did self-disclosure, their Johari Window was changed and their communication pattern was balance or circular. This research told that self-disclosure by the community of people living with HIV/AIDS ‘Bandung Plus Support (BPS)’ at Rumah Cemara Bandung are different from self-disclosure in general condition, it is showed from the difference between the asfect of self-disclosure by the community of people living with HIV/AIDS ‘Bandung Plus Support (BPS)’ at Rumah Cemara Bandung and the aspect of self-disclosure teoritically. So that Reseacher suggested, Bandung Plus Support (BPS) as work division of Rumah Cemara Bandung, increasing the scope and adding the amount of it’s programmes and activities, such as seminar, workshop, and discussion forum that involve by the society comes from outside the community. In order to support self-disclosure by it’s member. So that dicrimination and stigmatize for HIV/AIDS and people living with HIV/AIDS finally will be vanish.

https://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-tineagusti-18003