Dalam beberapa penelitian terdahulu, porous airfoil terbukti mampu mengurangi kebisingan yang ditimbulkan oleh sayap atau bilah. Namun, pada kenyataannya porous airfoil pun memiliki dampak yang cukup besar pada bidang aerodinamika dari sayap atau bilah tersebut. Beberapa penelitian lainnya menemukan bahwa terdapat penurunan nilai CL dan peningkatan nilai CD seiring dengan meningkatnya nilai porositas airfoil tersebut. Tugas Akhir ini akan menjelaskan bagaimana fenomena stall yang terjadi pada porous airfoil dengan variasi ketebalan dan porositas airfoil. Airfoil yang dijadikan bahan uji adalah NACA 0010, NACA 0020, NACA 0023, NACA 0025, NACA 0027 dan NACA 0030. Dalam pelaksanaannya, Tugas Akhir ini menggunakan metode CFD dengan perangkat lunak Fluent 6.3.26 dan Gambit 2.2.30. Hasil yang didapatkan dalam Tugas Akhir ini yaitu terdapatnya beberapa penemuan baru seputar fenomena stall pada porous airfoil, seperti memiliki sudut serang stall yang lebih tinggi yang tidak begitu dipengaruhi oleh luas dan letak separasi aliran, tidak terdapat perbedaan jenis stall seperti yang terjadi pada non-porous airfoil, dan lain-lain. Porous airfoil yang mengalami stall dengan sudut tertinggi dalam Tugas Akhir ini yaitu airfoil dengan ketebalan 20% dan nilai porositasnya 0,4, yaitu pada 46o. Namun, disamping keberhasilannya untuk meningkatkan sudut serang stall, porous airfoil nyatanya memiliki CL dan CD yang jauh lebih rendah dibandingkan non-porous airfoil. Nilai CL tertinggi dimiliki oleh porous airfoil dengan ketebalan 20% dan nilai P=0,4 yang hanya sebesar 33,29% apabila dibandingkan dengan CL tertinggi pada non-porous airfoil dengan ketebalan yang sama. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk melihat efek porous airfoil pada fenomena stall dengan variasi ketebalan dan porositas. Serta dapat membantu mengetahui efek yang terjadi akibat perbedaan ketebalan dan porositas pada CL dan CD porous airfoil, sehingga hasil penelitian ini dapat diimplementasikan baik secara langsung maupun tidak langsung.

In several previous studies, porous airfoil has been shown to reduce the noise caused by wings or blades. However, in reality the porous airfoil also has a considerable impact on the aerodynamic factor of the wing or blade. Several other studies found that there is a decrease in the CL value and an increase in the CD value along with the increased porosity of the airfoil. This final project will explain how the stall phenomenon occurs on a porous airfoil related to the variations in thickness and airfoil porosity. Airfoil that will be used for simulation process are NACA 0010, NACA 0020, NACA 0023, NACA 0025, NACA 0027 and NACA 0030. This final project uses the CFD method with Fluent 6.3.26 software and Gambit 2.2.30. The results obtained in this final project are that there are several new discoveries about the phenomenon of stalling on porous airfoils, such as having a higher stall angle which less affected by the area and location of the flow separation, not much difference found in the type of stall as occurs in non-porous airfoils and others. The highest porous airfoil stall angle in this final project is an airfoil with a thickness of 20% and a porosity value of 0.4, which is at 46°. However, despite its success in increasing the stall angle, the porous airfoil has significantly lower CL and CD compared to the non-porous airfoil. The highest CL value is owned by porous airfoil with a thickness of 20% and a porosity value of 0.4 which is only 33.29% when compared to the highest CL on a non-porous airfoil with the same thickness. It is hoped that this research can be useful to see the effect of porous airfoil on the stall phenomenon with variations in thickness and porosity. And it can help determine the effect that occurs due to differences in thickness and porosity on CL and CD porous airfoils. So that this final project can be beneficial, both directly and indirectly.

http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptppolban-gdl-coreliariz-12668