Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
SISTEM INFORMASI PENGAWASAN OBAT DI BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) DI BANDUNG BULAN MARET-JULI TAHUN 2008
SURYA KUSUMA LAZUARDY (2009) | Skripsi | Ilmu Pemerintahan
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini dilakukan karena dilatarbelakangi oleh adanya beberapa masalah yaitu merebaknya kasus pelanggaran obat seperti penyalahgunaan obat, meningkatnya jumlah obat keras dan palsu yang beredar dengan bebas dipasaran, menjadi kurang mulusnya pengawasan mekanisme distribusi obat, dengan adanya sistem informasi pengawasan obat maka proses pengawasan khususnya menyangkut masalah pendaftaran obat, pemalsuan obat dan pendistribusian obat dapat berjalan efektif atau sebaliknya, baik bagi BBPOM di Bandung dan masyarakat. Dalam penggunaan sistem informasi pengawasan obat tersebut, masih ada beberapa permasalahan dalam hal penerapan, penggunaannya, mulai dari penyediaan infrastruktur dan tentunya masih adanya keterbatasan dana dalam pengadaan infrastruktur tersebut, serta SDM yang melaksanakannya masih rendah.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengenai karakteristik sistem informasi yang dikemukakan oleh Anwar (2004:51-52), bahwa informasi yang baik harus mempunyai karakteristik-karakteristik, yang pertama laporan yang berorientasi pada keputusan, kemudian pemprosesan data yang efektif dan manajemen data yang efektif.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data adalah melalui studi pustaka, observasi, serta melakukan wawancara. Informan dalam penelitian ini adalah aparatur pada BBPOM di Bandung dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi pengawasan obat dalam pengawasan obat pada BBPOM di Bandung, secara keseluruhan berdasarkan laporan yang berorientasi pada keputusan, pemprosesan data yang efektif, manajemen data yang efektif, telah berperan dengan baik namun masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut ditandai dengan masih kurangnya pemahaman SDM aparatur dalam mengoperasionalisasikan komputer.
Peneliti memberikan saran mengenai sistem informasi pengawasan obat dalam pengawasan obat pada BBPOM di Bandung, supaya menyelenggarakan pelatihan bagi aparatur untuk memahami operasionalisasi komputer, dalam rangka pembinaan untuk menunjang keberhasilan penerapan sistem informasi pengawasan obat.
Ringkasan Alternatif
Penelitian ini dilakukan karena dilatarbelakangi oleh adanya beberapa masalah yaitu merebaknya kasus pelanggaran obat seperti penyalahgunaan obat, meningkatnya jumlah obat keras dan palsu yang beredar dengan bebas dipasaran, menjadi kurang mulusnya pengawasan mekanisme distribusi obat, dengan adanya sistem informasi pengawasan obat maka proses pengawasan khususnya menyangkut masalah pendaftaran obat, pemalsuan obat dan pendistribusian obat dapat berjalan efektif atau sebaliknya, baik bagi BBPOM di Bandung dan masyarakat. Dalam penggunaan sistem informasi pengawasan obat tersebut, masih ada beberapa permasalahan dalam hal penerapan, penggunaannya, mulai dari penyediaan infrastruktur dan tentunya masih adanya keterbatasan dana dalam pengadaan infrastruktur tersebut, serta SDM yang melaksanakannya masih rendah.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengenai karakteristik sistem informasi yang dikemukakan oleh Anwar (2004:51-52), bahwa informasi yang baik harus mempunyai karakteristik-karakteristik, yang pertama laporan yang berorientasi pada keputusan, kemudian pemprosesan data yang efektif dan manajemen data yang efektif.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data adalah melalui studi pustaka, observasi, serta melakukan wawancara. Informan dalam penelitian ini adalah aparatur pada BBPOM di Bandung dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi pengawasan obat dalam pengawasan obat pada BBPOM di Bandung, secara keseluruhan berdasarkan laporan yang berorientasi pada keputusan, pemprosesan data yang efektif, manajemen data yang efektif, telah berperan dengan baik namun masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut ditandai dengan masih kurangnya pemahaman SDM aparatur dalam mengoperasionalisasikan komputer.
Peneliti memberikan saran mengenai sistem informasi pengawasan obat dalam pengawasan obat pada BBPOM di Bandung, supaya menyelenggarakan pelatihan bagi aparatur untuk memahami operasionalisasi komputer, dalam rangka pembinaan untuk menunjang keberhasilan penerapan sistem informasi pengawasan obat.