Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Sistem Pemantauan Sensor Benang pada Mesin Pintal (Studi Kasus: Nisshinbo Ltd.)
Amir Malik Hidayatulloh (2017) | Tugas Akhir | Teknik Informatika , Teknik Komputer
Bagikan
Ringkasan
Pada sebagian besar industri tekstil di Indonesia, saat ini masih belum terintegrasi dengan komputer atau dengan kata lain masih di dominasi oleh tenaga manusia. Hal tersebut tidak efisien dari segi hasil produksi dan waktu. Salah satu contohnya yaitu sensor pendeteksi benang putus pada mesin pemintalan benang atau warping di PT. Nisshinbo yang masih dikendalikan atau di awasi secara manual oleh operator atau petugasnya. Proses yang terjadi saat ini yaitu satu orang petugas mengawasi satu mesin pintal yang memiliki 700 sensor benang. Ketika terjadi benang putus sensor memberikan respon, lalu operator harus mencari letak sensor tersebut untuk selanjutnya akan melalui prosedur perbaikan benang. Jika jumlah sensor hanya kurang dari 5 unit per mesin, hal ini masih bisa dilakukan oleh beberapa operator saja, namun jika mesin tersebut memiliki jumlah sensor benang putus yang terbilang cukup banyak, tentu saja hal demikian memerlukan adanya bantuan teknologi. Demi mewujudkan kebutuhan tersebut, dibuatlah sebuah sistem pemantauan sensor benang pada mesin pintal. Sistem ini merupakan sistem yang mampu digunakan untuk melakukan pemantauan sensor pada mesin pintal yang bersifat analog atau masih dikontrol secara manual, dengan tujuan memberikan kemudahan bagi operator untuk mengetahui secara cepat dan tepat mengenai alamat sensor. Respon tersebut berupa signal analog yang selanjutnya akan dirubah menjadi signal digital melalui beberapa rangkaian proses dengan menggunakan Arduino, kemudian hasilnya disimpan pada database dan akan ditampilkan pada layar komputer berupa informasi secara visual. Sehingga, pemantauan serta informasi sensor dapat terpusat pada satu layar komputer saja. Pada suatu akhir periode tertentu dibuat laporan management berupa grafik dan laporan akhir. Kata kunci: Pemantauan, Sensor, Arduino.
Ringkasan Alternatif
The warping machine of most of textiles industries in Indonesia still do not integrate with computer, they are still dominated by human source. This is not efficient by the aspect of production time and result. For example, the yarn sensor from warping machine in Nisshinbo company which is still manually controlled by operator or human source. The current running process is one operator held one warping machine which has 700 yarn sensors. If one of the yarn broken, the sensor indicator lamp is on. The operator then should trace the sensor location and the operator will replace the broken yarn. If the amount of sensor is only 5 units per machine, it can still be done by one operator, but if one machine has much yarn sensors, this should be supported by technology which able to find the broken yarn. This new system aims to monitor sensor from analog warping machine or manual controlling warping machine, where the goals is to make it more efficient in finding the broken yarn. The respond of analog signal that will be changed to digital signal has to pass some steps of process with Arduino, and then the result will be recorded to database so that monitoring and sensor information can be centralize in just one personal computer. At the end of the certain period, the system will report to the the management by showing at computer screen in visual information and graphical form. Keywords: monitoring, sensor, arduino.