Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Skrining Aktivitas Bioreduktor Beberapa Ekstrak Tanaman Asia untuk Sintesis Nanopartikel Emas
Marwita Wahyuni (2017) | Tugas Akhir | -
Bagikan
Ringkasan
Nanopartikel emas sudah banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada produk kosmetik, sensor, katalisis dan diagnosis serangan jantung, kanker dan immunoassay. Saat ini nanopartikel di Indonesia merupakaan produk impor. Nanopartikel emas umumnya dibuat dengan mereduksi HAuCl4 dengan pereduktor baik senyawa sintetik maupun senyawa bahan alam. Penggunaan bahan alam sebagai pereduksi banyak dikembangkan untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan dari penggunaan bahan kimia sintetik, atau substitusi penggunaan bahan alam lokal. Pada penelitian ini, dilakukan skrining aktivitas bioreduktor dari ekstrak etanol daun tanaman yang banyak ditemukan di daerah Asia khususnya Bandung. Tanaman yang dipilih adalah tanaman yang mengandung senyawa flavonoid berdasarkan hasil studi literatur dan belum pernah dilaporkan digunakan pada sintesis nanopartikel emas. Lima tanaman yang dipilih adalah pandan (Pandanus amaryllifolius), kemangi (Ocimum citriodorum), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), labu siam (Sechium edule), dan rumput mutiara (Hedyotis corymbosa). Sintesis dilakukan dengan pengadukan HAuCl4 0,5 mM dengan 3 mL bioreduktor pada skala 2 alat pengaduk tipe IKA C-MAG HS 7 dengan atau tanpa penambahan penstabil pada larutan. Kelima ekstrak dapat mereduksi Au3+ menjadi Au dan menghasilkan partikel emas dengan ukuran nanometer yang ditandai dengan terbentuknya produk berwarna merah. Produk nanopartikel emas tanpa penambahan penstabil memiliki stabilitas terlama hanya 72 jam yaitu produk dengan bioreduktor ekstrak daun pandan dan labu siam. Penstabil yang digunakan adalah gum arab dan gum tempayang dengan konsentrasi gum arab 1%; 1,66%; dan 4% serta gum tempayang 3% (basah). Produk dengan penstabil gum Arab 1,66% memiliki waktu sintesis paling cepat sedangkan gum arab 1% memiliki waktu stabilitas produk terlama. Produk dengan penstabil gum tempayang memiliki waktu stabilitas warna lebih lama dibandingkan dengan penstabil keseluruhan yaitu stabil sampai 312 jam. Panjang gelombang maksimum produk yang diukur menggunakan Spektrofotometri UV-Vis memiliki range 548 – 600 nm. Hasil pengukuran SEM-EDS nanopartikel emas menggunakan ekstrak daun pandan dan penstabil gum arab 1% menghasilkan kandungan Au sebanyak 59,30% dengan ukuran partikel 94,33 nm. Kata kunci: skrining, bioreduktor, ekstrak tanaman Asia, sintesis nanopartikel emas.
Ringkasan Alternatif
Gold nanoparticles have been widely applied in daily life in many products such as cosmetic, sensors, catalysis and diagnosis of heart attacks, cancer and immunoassay. Currently, nanoparticles in Indonesia are imported products. Gold nanoparticles are generally prepared by reducing HAuCl4 with a reductor either synthetic compounds or natural material compounds. The usage of natural ingredients as reducers has been developed to reduce the impact of environmental pollution from the usage of synthetic chemicals, or in other words as the substitution of the use of local natural materials. This study conducted a screening of bioreductor activity from ethanol extract of plant leaves found in many areas of Asia, especially Bandung. The selected plants are plants that contain flavonoid compounds (based on the results of literature studies) and have never been reported as the synthesis of gold nanoparticles. The five selected plants are pandanus (Pandanus amaryllifolius), basil (Ocimum citriodorum), lime (Citrus aurantifolia), Siamese gourd (Sechium edule), and pearl grass (Hedyotis corymbosa). The synthesis was carried out by stirring HAuCl4 0.5 mM with 3 mL of bioreductors on a 2-stirring, brand or type of IKA C-MAG HS 7 with or without the addition of a stabilizer to the solution. The gold nanoparticle product without the addition of the stabilizer has the longest stability of pandanus and pumpkin extracts that last only 72 hours, so that the addition of stabilizer is required. The stabilizer used is Gum Arabic (Acacia senegal) and gum tempayang (Sterculia lychnophora) with 1% gum arabic variation; 1.66%; and 4%; as well as 3% gum tempayang (wet). The five extracts made can reduce Au3+ to Au and produce gold particles of nanometre size characterized by the colour change in the solution. Gum 1.66% has faster synthesis time and 1% gum arabic has the longest colour stability time. While gum tempayang has a longer colour stability time compared to the overall stabilizer. The measurement results show that the maximum wavelength measured using UV-Vis Spectrophotometry has a range of 548 - 600 nm. The results of SEM-EDS measurements of gold nanoparticles using pandanus leaf extract and 1% gum arabic stabilizer resulted in a 59.30% Au content with a particle size of 94.33 nm. Keywords: screening of bioreductor activity, Asian plant extracts, gold nanoparticles synthesis.
Sumber