Jamur tiram merupakan salah satu komoditas yang mempunyai prospek sangat baik untuk dikembangkan dalam upaya untuk mencukupi permintaan konsumen di dalam negeri yang terus meningkat. Namun pada saat ini petani-petani mengalami hambatan dalam melakukan pengendalian suhu kumbung jamur dikarenakan kurangnya penerapan inovasi teknologi dan kurangnya informasi seperti penggunaan teknologi kontrol otomatis dalam proses pemeliharaan jamur tiram. Pada karya terdahulu telah dibuat berbagai teknologi pemantauan dan kontrol otomatis namun penggunaan alat masih dalam skala yang kecil sehingga tidak dapat digunakan untuk melakukan penginderaan kondisi lahan jamur secara luas dan konsumsi energi prototipe node sensor yang masih sangat tinggi. Oleh karena itu diusulkan sistem yang dapat mendeteksi dan memonitoring jamur tiram yang dapat di akses dan oleh smartphone dengan menggunakan Wireless Sensor Network secara terdistribusi dengan menggunakan Metode Fuzzy. Pada Sistem ini lahan pertumbuhan jamur tiram diletakkan beberapa sensor yang dapat mengendalikan keadaan secara otomatis dan dipasang beberapa node pada kumbung yang akan dikirimkan dengan Sink Node hingga menjadi Wireless Sensor Network dan akan mengendalikan aktuator kipas, lampu dan pompa air. Sistem ini juga digunakan Metoda Fuzzy dan setiap akuator dapat bertindak sesuai dengan aturan fuzzy yang telah ditetapkan kondisi suhu dan temperaturnya. Hasil yang didapatkan bahwa pada sistem terdistribusi terdapat kelebihan seperti penerimaan database yang lebih cepat dan delay pengiriman yang lebih cepat apabila dibandingkan dengan sistem tersentralisasi dan untuk segi kekurangan bahwa pada sistem terdistribusi dikatakan kurang aman dikarenakan dapat digunakan oleh banyak pengguna dan pengontrolan informasi yang sedikit sulit dikarenakan informasi yang tersebar di beberapa node sensor. Kata kunci: Jamur Tiram, Wireless Sensor Network, Sensor Terdistribusi, Metoda Fuzzy, Suhu, Kelembaban, WiFi.

Oyster mushroom is one of the commodities that has a very good prospect to be developed in an effort to meet consumer demand in the country that continues to increase. But at this time farmers are experiencing obstacles in controlling the temperature of mushroom kumbung and the lack of application of cultivation technology innovation due to lack of information such as the use of automatic control technology in the process of maintenance of oyster mushrooms. In the previous work various automatic monitoring and control technologies have been made but the use of the tool is still on a small scale so that it is not used for sensing extensive conditions of mushroom land and prototype sensor node energy consumption which is still very high. Therefore it is proposed a sistem that can detect and monitor oyster mushrooms that can be accessed and by smartphones using the Wireless Sensor Network in a distributed manner using the Fuzzy Method. In this sistem, oyster mushroom growth fields are placed with several sensors that can control the situation automatically and installed several Nodes in the Kumbung that will be sent with Sink Node to become Wireless Sensor Network and will control the fan, lamp and water pump actuators. This sistem is also used by the Fuzzy Method and each aquator can act according to the fuzzy rules set by the temperature and temperature conditions. The results obtained that in a distributed sistem there are advantages such as faster database reception and faster delivery delays when compared to a centralized sistem and for the disadvantages that the distributed sistem is said to be less secure because it can be used by many users and controlling information is a bit difficult due to information spread across multiple sensor nodes. Keywords: Oyster Mushroom, Wireless Sensor Network, Distributed Sensor, Fuzzy Method, Temperature, Humidity, WiFi.

http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptppolban-gdl-auditasara-10988