Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Tingkat Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) Penyedia Jasa pada Proyek Konstruksi di Jakarta dan Sekitarnya
Attiqi Mazaya Adani Ramadian (2020) | Tugas Akhir | Teknik Sipil
Bagikan
Ringkasan
Dalam prinsip pembangunan, penyedia jasa/ kontraktor harus senantiasa memperhatikan biaya, mutu, dan juga waktu agar pelaksanaan proyek sesuai dengan perencanaan. Namun untuk mencapai hal tersebut, penyedia jasa/ kontraktor seringkali lalai dalam melaksanakan keselamatan konstruksi. Hal tersebut menyebabkan pembangunan konstruksi tidak lepas dari kecelakaan kerja yang terjadi di lapangan. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) yang dilakukan oleh penyedia jasa/ kontraktor serta kelengkapan fasilitas penunjang SMKK pada proyek yang dikelola. Metode pengambilan data yang digunakan dalam pengamatan ini menggunakan observasi non partisipan dengan instrumen pengamatan (daftar simak). Instrumen pengamatan tersebut selanjutnya diisi oleh sampel yang diseleksi sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan pengamat. Pengamatan ini dilakukan pada proyek konstruksi gedung yang berada di Jakarta dan sekitarnya dengan berfokus pada proyek konstruksi menengah dan proyek konstruksi besar. Hasil pengamatan tingkat pelaksanaan penerapan SMKK pada proyek konstruksi yang diamati memiliki rata-rata persentase sebesar 80,156 dari 100 dan termasuk dalam kategori tingkat pelaksanaan penerapan SMKK yang baik. Adapun fasilitas penunjang SMKK yang diterapkan penyedia jasa pada proyek yang dikelolanya pada Tugas Akhir ini memiliki rata-rata 2,4 dari 3 dan termasuk dalam kategori ada/ terlaksana serta sesuai dengan peraturan yang berlaku. .
Ringkasan Alternatif
In the principle of development, contractors must always pay attention to cost, quality, and time to lead the project implementation according to the plan. However, to achieve this, contractors are often negligent in implementing construction safety. This causes construction to be inseparable from work accidents in the field. This observation aims to determine the level of implementation of the Occupational Health and Safety (OH&S) System carried out by service providers/contractors and the completeness of supporting facilities for SMKK in the managed project. The data collection method used in this observation uses non-participant observation with observation instruments (check list). The observation instrument is then filled in by samples selected according to the criteria required by the observer. This observation is carried out on building construction projects in Jakarta and its surroundings by focusing on medium construction projects and large construction projects. The observations on the level of implementation of OH&S System implementation in construction projects were observed to have an average percentage of 80.156 out of 100 and included in the category of adequate OH&S System implementation levels. The OH&S System supporting facilities implemented by service providers in the projects they manage in this final project have an average of 2.4 out of 3 and are included in the existing / implemented category and accordance with applicable regulations.
Sumber