Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Tinjauan terhadap Perhitungan Titik Impas sebagai Dasar Penetapan Harga Jual Produk Sisa pada CV. CBB, Bandung
Yohana Baptista Rika (2017) | Tugas Akhir | Akuntansi
Bagikan
Ringkasan
Penetapan harga merupakan hal yang sangat penting di dalam aktivitas usaha suatu perusahaan. Terutama bagi perusahaan yang selalu mengadakan kegiatan cuci gudang di akhir periode seperti CV CBB Bandung, penetapan harga untuk produk sisa perlu pula dilakukan dengan tepat. Salah satu alat bantu yang digunakan manajemen dalam penetapan harga jual produk adalah dengan perhitungan titik impas. Titik impas menunjukkan keadaan perusahaan dimana dalam melakukan operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Analisis titik impas dilakukan untuk mengukur seberapa tinggi tingkat penjualan yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan. Dalam analisis titik impas terdapat perhitungan break even pricing atau penetapan harga dengan titik impas yang mampu memberikan informasi untuk manajemen dalam menentukan harga jual produk pada kuantitas penjualan tertentu. Penulis melakukan penelitian di CV CBB Bandung dimana aktivitas utamanya adalah memproduksi dan menjual pakaian-pakaian jadi. Hal pertama yang dilakukan penulis untuk melakukan perhitungan titik impas di CV CBB Bandung adalah melakukan penggolongan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Dalam melakukan penggolongan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel, penulis menggunakan metode least square. Berdasarkan perhitungan titik impas yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa apabila perusahaan menjual produknya dengan harga per unit Rp 76.595, perusahaan akan mencapai pada kondisi titik impas dengan menjual produknya sejumlah 75.533 unit atau dalam rupiah sebesar Rp 2.975.219.219. Pada tahun 2012 perusahaan berhasil menjual produknya sebanyak 282.918 unit dengan total pendapatan Rp 21.670.098.707, sehingga tentu saja perusahaan mendapatkan laba yang besar karena tingkat penjualan di atas titik impas. Pada tahun 2012, perusahaan masih memiliki sisa produk yang tidak terjual sejumlah 30.507 unit. Maka apabila perusahaan menjual semua produk sisa dengan harga pokok penjualan tanpa menggunakan perhitungan titik impas, akan menimbulkan margin bagi perusahaan sebesar Rp 1.702.405.916. Kata kunci: Penetapan Harga Jual, Produk Sisa, Perhitungan Titik Impas.
Ringkasan Alternatif
Pricing is very important in the business activities of a company. Especially for a company that used to conducts clearance at the end of the period like CV CBB, pricing for the residual product needs to be done properly. One of the tools which is used by management in determining the selling price of the product is the calculation of the break even point. Break even point shows the situation where the company conducts its operations do not benefit and also not suffer losses. Break even point analysis is also able to measure how high the level of sales that must be performed by a company. In the calculation of break even analysis, there is break-even pricing which is able to provides information to management in determining the selling price of the product on a certain quantity of sales. The author conducted research in CV CBB which it's main activity is producing and selling clothes-apparel. The first thing to calculate the break even point in CV CBB is doing classification of costs into fixed costs and variable costs. In doing classification of costs into fixed costs and variable costs, the author uses the least squares method. Based on the calculation of the break even point has been made, it can be seen that if the company sells its product at a price of Rp 76,595 per unit, the company will reach the break even condition by selling its products in a number of 75 533 units or in Rupiah of Rp 2,975,219,219. In 2012 the company managed to sell their products as much as 282 918 units with a total revenue of Rp 21,670,098,707, so of course the company obtain large profits because of the level of sales above the break even point. In 2012, the company still has a residual products of 30,507 units. So if a company sells all the residual products based on cost of goods sold without the use of break even point calculations, it will cause margins for the company amount to Rp 1,702,405,916. Keywords: Sale Pricing, Residual Products, Calculation of Break Even Point.