Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Tinjauan Visual Motif Batik Parang Rusak Barong keraton Yogyakarta
Dina Kusuma Rahayu NIM. (2016) | Skripsi | Desain Komunikasi Visual
Bagikan
Ringkasan
Batik Parang Rusak Barong merupakan warisan budaya nusantara, dimana batik ini menjadi batik tertua di Indonesia yang memiliki nilai estetika tinggi, serta sarat makna dan filosofinya yang merupakan salah satu kearifan lokal yang perlu dipahami dan terus dilestarikan. Batik Parang Rusak Barong tidak hanya sarat akan makna dan filosofinya tetapi juga menjadi pedoman utama untuk menentukan strata sosial seseorang, dimana Batik Parang Rusak Barong hanya boleh di pakai oleh Raja. Pola pikir masyarakat Jawa yang meyakini mistis-spiritual menjadikan terciptanya seni batik sebagai sebuah simbol kosmologi masyarakat Jawa khususnya Keraton Yogyakarta yang tertuang dalam simbol dari motif batik Parang Rusak Barong. Simbolisme masyarakat Jawa selain sebagai media informasi juga sebagai pedoman sosial yang di dasari oleh krida, cipta, rasa sebagai bentuk dari refleksi dari realitas kehidupan, pandangan hidup agar terjalinnya kondisi kehidupan yang harmonis, menjadikan batik Parang Rusak Barong sebagai media simbol dari pola pikir masyarakat Jawa.
Ringkasan Alternatif
Batik Parang Rusak Barong is the cultural heritage of Indonesia archipelago. It is the oldest batik in Indonesia that has eminent aesthetic value, full of meaning, and philosophy as one of the local wisdom needs to be understood and continually preserved. It was the main reference to determine someoneÃâs social strata, where the Batik Parang Rusak Barong can only be used by King. The Javanese mindset believe mystical-spiritual of art, regards the creation of batik as a cosmology symbol of the Javanese society, especially Keraton Yogyakarta. The Keraton Yogyakarta embodied in the symbol of Parang Rusak Barong motif. Symbolism of Javanese society seen as medium of information. ItÃâs also a social guidelines constituted by Krida, creativity, and taste as a form of reflection of reality and a way of life in order to create harmonious living conditions. All of above are making batik Parang Rusak Barong as a medium that symbolize the Javanese society mindset.