Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
USULAN INSENTIF KARYAWAN DENGAN MEMPERHATIKAN HASIL
ANALISIS BEBAN KERJA BERDASARKAN BOBOT PRIORITAS
DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII RANCABALI
TARMAN (2007) | Skripsi | Teknik Industri , Teknik Industri
Bagikan
Ringkasan
Banyak upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan motivasi para karyawan agar lebih giat
bekerja untuk lebih siap bersaing dengan perusahaan yang lain, insentif merupakan salah satu
cara untuk memotivasi para karyawan. Dengan pemberian insentif yang sesuai dengan apa
yang mereka berikan pada perusahaan, maka para karyawan diharapkan lebih giat dalam
bekerja dan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan dalam perusahaan untuk
lebih memajukan perusahaan.
PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali merupakan salah satu BUMN yang bergerak
dalam bidang Agrobisnis dan Agroindustri yang menghasilkan produk Teh Hitam. Cara
pembayaran upah di PT. Perkebunan Nusantara VIII khususnya pada bagian produksi,
pemberian upah berdasarkan satuan waktu. Satuan waktunya dihitung perhari yang diberikan
selama sebulan sekali dengan jumlah upah yang sama pada setiap karyawan. Cara penentuan
upah seperti ini dirasakan para karyawan mempunyai beberapa kelemahan diantaranya kurang
memberi dorongan atau motivasi kepada karyawan untuk meningkatkan prestasinya. Untuk
memperbaiki kelemahan tersebut, pemberian insentif dapat dikatakan sebagai salah satu usaha
untuk memperbaiki kelemahan tersebut. Insentif pada hakekatnya merupakan pembayaran
tambahan di luar upah atau gaji yang ditujukan untuk merangsang para karyawan agar
menjalankan tugasnya lebih baik dengan penuh rasa tanggung jawab.
Dalam penelitian yang dilakukan digunakan pendekatan AHP, dimana AHP merupakan teknik
untuk membantu permasalahan yang bersifat majemuk dengan memiliki keragaman alternatif.
Alternatif-alternatif tersebut kemudian disusun menjadi suatu stuktur hirarki. Penggunaan
pendekatan AHP pada penelitian yang dilakukan sampai dengan mengetahui bobot prioritas
dari masing-masing kriteria. Untuk pengujian penggunaan pendekatan AHP pada penelitian ini
menggunakan matrik perbandingan berpasangan untuk masing-masing kriteria yang terpilih.
Setelah mengetahui bobot prioritas secara keseluruhan maka dikalukan pengujian konsistensi
jawaban yang diberikan oleh responden, sehingga dapat diketahui tingkat konsistensinya.
Dari hasil perhitungan didapat bobot prioritas dari masing-masing kriteria, yaitu tuntutan fisik
sebesar 0,22, tuntutan mental dan tekanan waktu sebesar 0,20, tanggung jawab sebesar 0,17,
tingkat fastas sebesar 0,11 dan beban usaha sebesar 0,10. Bobot prioritas tersebut digunakan
untuk menentukan besarnya usulan insentif yang akan diberikan dengan melihat persentase
tertinggi dari kriteria- kriteria tersebut di tiap bagian yang ada di lantai produksi. Persentase
kriteria tertinggi pada bagian basahan dan bagian nyalin yaitu tuntutan fisik sebesar 33,3% dan
besarnya usulan insentif yang diberikan sebesar Rp. 837.113,00, pada bagian layuan yaitu
tuntutan fisik & tekanan waktu sebesar 31,7% dan besarnya usulan insentif yang diberikan
sebesar Rp. 830.252,00, pada bagian penggilingan yaitu tingkat fastas sebesar 32% dan
besarnya usulan insentif yang diberikan sebesar Rp. 761.636,00 dan persentase kriteria
tertinggi pada bagian sortasi dan pengepakan yaitu tanggung jawab sebesar 34,3%; 33,3%;
27,5% dan besarnya usulan insentif yang diberikan sebesar Rp. 802.805,00.
Kata kunci : Pendekatan Analytic Hierarcy Process (AHP) dan Usulan Insentif.
Ringkasan Alternatif
Banyak upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan motivasi para karyawan agar lebih giat
bekerja untuk lebih siap bersaing dengan perusahaan yang lain, insentif merupakan salah satu
cara untuk memotivasi para karyawan. Dengan pemberian insentif yang sesuai dengan apa
yang mereka berikan pada perusahaan, maka para karyawan diharapkan lebih giat dalam
bekerja dan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan dalam perusahaan untuk
lebih memajukan perusahaan.
PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali merupakan salah satu BUMN yang bergerak
dalam bidang Agrobisnis dan Agroindustri yang menghasilkan produk Teh Hitam. Cara
pembayaran upah di PT. Perkebunan Nusantara VIII khususnya pada bagian produksi,
pemberian upah berdasarkan satuan waktu. Satuan waktunya dihitung perhari yang diberikan
selama sebulan sekali dengan jumlah upah yang sama pada setiap karyawan. Cara penentuan
upah seperti ini dirasakan para karyawan mempunyai beberapa kelemahan diantaranya kurang
memberi dorongan atau motivasi kepada karyawan untuk meningkatkan prestasinya. Untuk
memperbaiki kelemahan tersebut, pemberian insentif dapat dikatakan sebagai salah satu usaha
untuk memperbaiki kelemahan tersebut. Insentif pada hakekatnya merupakan pembayaran
tambahan di luar upah atau gaji yang ditujukan untuk merangsang para karyawan agar
menjalankan tugasnya lebih baik dengan penuh rasa tanggung jawab.
Dalam penelitian yang dilakukan digunakan pendekatan AHP, dimana AHP merupakan teknik
untuk membantu permasalahan yang bersifat majemuk dengan memiliki keragaman alternatif.
Alternatif-alternatif tersebut kemudian disusun menjadi suatu stuktur hirarki. Penggunaan
pendekatan AHP pada penelitian yang dilakukan sampai dengan mengetahui bobot prioritas
dari masing-masing kriteria. Untuk pengujian penggunaan pendekatan AHP pada penelitian ini
menggunakan matrik perbandingan berpasangan untuk masing-masing kriteria yang terpilih.
Setelah mengetahui bobot prioritas secara keseluruhan maka dikalukan pengujian konsistensi
jawaban yang diberikan oleh responden, sehingga dapat diketahui tingkat konsistensinya.
Dari hasil perhitungan didapat bobot prioritas dari masing-masing kriteria, yaitu tuntutan fisik
sebesar 0,22, tuntutan mental dan tekanan waktu sebesar 0,20, tanggung jawab sebesar 0,17,
tingkat fastas sebesar 0,11 dan beban usaha sebesar 0,10. Bobot prioritas tersebut digunakan
untuk menentukan besarnya usulan insentif yang akan diberikan dengan melihat persentase
tertinggi dari kriteria- kriteria tersebut di tiap bagian yang ada di lantai produksi. Persentase
kriteria tertinggi pada bagian basahan dan bagian nyalin yaitu tuntutan fisik sebesar 33,3% dan
besarnya usulan insentif yang diberikan sebesar Rp. 837.113,00, pada bagian layuan yaitu
tuntutan fisik & tekanan waktu sebesar 31,7% dan besarnya usulan insentif yang diberikan
sebesar Rp. 830.252,00, pada bagian penggilingan yaitu tingkat fastas sebesar 32% dan
besarnya usulan insentif yang diberikan sebesar Rp. 761.636,00 dan persentase kriteria
tertinggi pada bagian sortasi dan pengepakan yaitu tanggung jawab sebesar 34,3%; 33,3%;
27,5% dan besarnya usulan insentif yang diberikan sebesar Rp. 802.805,00.
Kata kunci : Pendekatan Analytic Hierarcy Process (AHP) dan Usulan Insentif.