Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN JASA BERDASARKAN ANALISIS MODEL SERVQUAL
DIKI SUPRIADI (2008) | Skripsi | Teknik Industri , Teknik Industri
Bagikan
Ringkasan
Melihat persaingan begitu berat dalam bisnis retail (supermarket), maka yang
harus dilakukan perusahaan adalah dengan terus menjaga agar konsumen mau dan
tetap setia menggunakan jasanya. Cara yang harus ditempuh untuk mencapai
tujuan tersebut tidak lain adalah dengan memberikan pelayanan jasa yang
mempunyai tingkat kualitas jasa yang memuaskan bagi setiap konsumennya, dan
bila pelayanan yang diberikan tidak memuaskan maka konsumen tersebut tidak
akan kembali lagi dan akan memilih tempat lain.
ParasuramanâÃâ¬Ãâ¢s servqual model yang dikembangkan oleh Zeithamel, Parasuraman,
dan Berry (1990) merupakan salah satu metode yang digunakan dalam mengukur
kualitas pelayanan dibidang jasa. Metode ini dibagi kedalam lima dimensi, yaitu
dimensi dan tangibles (produk-produk fisik), reliability (keandalan),
resvonsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan) dan empathy (empati).
Kelima dimensi ini kemudian dikembangkan sesuai dengan kualitas pelayanan
jasa dan dibagi kedalam lima jenis konseptual kesenjangan (gap), dalam
penelitian ini kesenjangan yang diamati adalah gap 1 dan gap 5.
Gap 1 digunakan untuk mengidentifikasi kesenjangan antara harapan konsumen
dengan keyataan pelayanan yang dirasakannya, sedangkan gap 5 digunakan untuk
mengidentifikasi kesenjangan antara harapan konsumen dengan persepsi
karyawan. Penelitian ini dapat menunjukan bagaimanakah kualitas pelayanan jasa
yang dilakukan oleh pihak Superindo dalam melakukan pelayanannya. Penelitian
ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 234 orang yang datang
berbelanja ke Superindo dan untuk karyawan sebanyak 52 orang dari 32
pernyataan mengenai harapan konsumen, kenyataan pelayanan dan persepsi
karyawan.
Setelah dilakukan penelitian terhadap gap 1 dan gap 5 dari ParasuramanâÃâ¬Ãâ¢s
servqual model yaitu mengenai harapan konsumen terhadap jasa yang
diterimanya, kenyataan yang dirasakan konsumen dan persepsi karyawan.
Analisis dan kesimpulanpun dilakukan, ternyata kuesioner yang disebarkan
menghasilkan kesenjangan yang terjadi antara harapan konsumen terhadap
kenyataan pelayanan dan harapan konsumen terhadap persepsi karyawan sangat
jauh berbeda sehingga menghasilkan nilai kesenjangan yang keseluruhannya
bernilai negatif. Nilai yang negatif ini menandakan bahwa konsumen tidak puas
dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
Ringkasan Alternatif
Melihat persaingan begitu berat dalam bisnis retail (supermarket), maka yang
harus dilakukan perusahaan adalah dengan terus menjaga agar konsumen mau dan
tetap setia menggunakan jasanya. Cara yang harus ditempuh untuk mencapai
tujuan tersebut tidak lain adalah dengan memberikan pelayanan jasa yang
mempunyai tingkat kualitas jasa yang memuaskan bagi setiap konsumennya, dan
bila pelayanan yang diberikan tidak memuaskan maka konsumen tersebut tidak
akan kembali lagi dan akan memilih tempat lain.
ParasuramanâÃâ¬Ãâ¢s servqual model yang dikembangkan oleh Zeithamel, Parasuraman,
dan Berry (1990) merupakan salah satu metode yang digunakan dalam mengukur
kualitas pelayanan dibidang jasa. Metode ini dibagi kedalam lima dimensi, yaitu
dimensi dan tangibles (produk-produk fisik), reliability (keandalan),
resvonsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan) dan empathy (empati).
Kelima dimensi ini kemudian dikembangkan sesuai dengan kualitas pelayanan
jasa dan dibagi kedalam lima jenis konseptual kesenjangan (gap), dalam
penelitian ini kesenjangan yang diamati adalah gap 1 dan gap 5.
Gap 1 digunakan untuk mengidentifikasi kesenjangan antara harapan konsumen
dengan keyataan pelayanan yang dirasakannya, sedangkan gap 5 digunakan untuk
mengidentifikasi kesenjangan antara harapan konsumen dengan persepsi
karyawan. Penelitian ini dapat menunjukan bagaimanakah kualitas pelayanan jasa
yang dilakukan oleh pihak Superindo dalam melakukan pelayanannya. Penelitian
ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 234 orang yang datang
berbelanja ke Superindo dan untuk karyawan sebanyak 52 orang dari 32
pernyataan mengenai harapan konsumen, kenyataan pelayanan dan persepsi
karyawan.
Setelah dilakukan penelitian terhadap gap 1 dan gap 5 dari ParasuramanâÃâ¬Ãâ¢s
servqual model yaitu mengenai harapan konsumen terhadap jasa yang
diterimanya, kenyataan yang dirasakan konsumen dan persepsi karyawan.
Analisis dan kesimpulanpun dilakukan, ternyata kuesioner yang disebarkan
menghasilkan kesenjangan yang terjadi antara harapan konsumen terhadap
kenyataan pelayanan dan harapan konsumen terhadap persepsi karyawan sangat
jauh berbeda sehingga menghasilkan nilai kesenjangan yang keseluruhannya
bernilai negatif. Nilai yang negatif ini menandakan bahwa konsumen tidak puas
dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.